Mohon tunggu...
Andria Rusyidi
Andria Rusyidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Medical Student | Traveler | Bibliophile

Seorang mahasiswa kedokteran yang hobi menulis serta membaca, ia juga gemar berkelana untuk menjelajah hal-hal baru dan menikmati keindahan ciptaan Tuhan, tak hanya itu ia juga menyukai obrolan berbau sains dan juga kosmos.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Punya impian yang tinggi atau fokus pada target saat ini?

3 Januari 2025   23:11 Diperbarui: 3 Januari 2025   23:11 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tohoku University di Jepang , kampus impian saya saat SMA (sumber:https://www.tohoku.ac.jp/en/news/university_news/)

"Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang"

Ir. Soekarno~

Dahulu, ketika saya baru menginjakan kaki di jenjang SMP tepatnya kelas tujuh, disaat hari yang senggang sembari menikmati angin sepoi dari jendela asrama saya bertanya kepada salah seorang kakak kelas saya yang sudah menginjak kelas sebelas SMA, "Kak, saya besok ingin kuliah ke Madinah!, kalau kakak nanti apa juga ingin berkuliah disana?." Lantas ia menjawab " Daripada kamu berangan-angan seperti itu, jalani saja dulu target-targetmu dikelas tujuh ini, selesaikan hafalan Al-Quran mu." Bagi saya perkataannya awalnya jahat sekali seakan-akan dia meremehkan impian saya, namun ketika saya pikirkan kembali ada benar-nya juga, namun hati kecil saya seratus persen setuju dengan apa yang disampaikannya.

Bagi saya yang telah menjalani enam tahun SMP-SMA masa-masa pencarian tujuan hidup, dimana pikiran dipenuhi gejolak keraguan dan kebimbangan "ingin kemana hidup ini dibawa, ingin menjadi manusia apa saya nantinya" hingga titik saat ini saya berkuliah di perguruan tinggi, kejadian tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi saya

1. Fokus pada target yang dapat kita capai saat ini itu penting, bahkan sangat penting. "Dalam hidup ini kita harus punya suatu target, dan target harus punya deadline" begitulah kurang  lebih disampaikan guru saya hingga saya dapat memetik buah manis dari pelajaran-pelajarannya.

2. Menganggap sepele impian atau cita-cita yang tinggi adalah sebuah kesalahan yang besar. Bagi saya impian-impian akan masa depan menjadi bara api semangat bagi saya untuk memberikan usaha terbaik dalam menjalani hari. Salah satu afirmasi postif saya ketika bangun pagi di asrama adalah "Kelak setelah saya lulus dari sini, saya ingin mengelana keliling dunia, merasakan salju hingga mencecapi musim-musim yang tidak ada disini", hal itu yang membuat saya semangat dalam menjalani kehidupan enam tahun dalam "penjara suci" yang melelahkan.

3. Impian kita yang tinggi dan short-term target harus saling berkorelasi dan bersinergi. Logika nya jika saya ingin mencapai sebuah impian seperti saya meniti sebuah tangga, impian tersebut ada di anak tangga kesekian belas, puluh atau bahkan ratus, maka yang bisa kita lakukan adalah naiki satu persatu anak tangga yaitu short-term target atau target jangka pendek jika ingin mencapai impian tersebut.

Selain harus bersinergi juga harus berkorelasi jadi jika kita menentukan impian yang tinggi ambil langkah-langkah target yang mengarah kesana, jangan sampai kita salah dalam menaiki tangga. Misal jika kita ingin bekerja di Arab Saudi, maka yang kita pelajari bahasa Arab bukan bahasa Rusia, jangan sampai kita menaiki "tangga" yang salah.

Jangan sampai kita menaiki
Jangan sampai kita menaiki "tangga" yang salah (sumber:getty images(John Lund))

Namun jangan berkecil hati jika kamu tidak menjumpai impian-impianmu tersebut, barangkali Tuhan memberimu sesuatu yang lebih baik bahkan lebih berharga dari yang kamu impikan selama ini. Alhamdulillah, Allah berikan saya suatu jalan hidup yang saya syukuri. Dari dulu kecil saya selalu ingin merasakan hidup di luar negeri seperti yang diceritakan di buku-buku yang aku baca, ketika SMP saya mendaftar ingin SMA internasional di Turki dan saya gagal. Menginjak SMA, ketika kelas 10 saya memiliki obsesi untuk berkuliah di Inggris, obsesi tersebut berlanjut hingga kelas 11 dimana tujuan saya berganti di negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea yang lebih realistis, hingga puncaknya pada kelas 12 saya serius memutuskan ingin berkuliah di Kazakhstan dan engkau tahu semua tidak tercapai.

Pada akhirnya Tuhan, Allah, memberikan suatu yang tidak pernah terpikir oleh saya. Setelah lulus saya diterima di Fakultas Kedokteran di salah satu PTN terbaik di Indonesia. Sungguh Maha Indah Dia dan segala rencananya, Dia akan selalu ada untuk hamba-Nya yang berusaha dan berharap pada-Nya semata.

Pengumuman UTBK 2023 (sumber:Dokumentasi Pribadi)
Pengumuman UTBK 2023 (sumber:Dokumentasi Pribadi)

Sincerely gratitude, untuk Kakak M.W.A yang telah memberi banyak pelajaran dari obrolan sehari-hari di asrama kala itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun