Kondisi itu membawa dampak berupa perlambatan ekonomi bagi seluruh negara di dunia. Fakta-fakta itu mau tidak mau akan berimbas kepada ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia diprediksi juga turut melambat.
Untuk menolong pertumbuhan ekonomi itu, konsumsi dalam negeri perlu digenjot. Sejauh ini, konsumsi rumah tangga merupakan motor utama dari struktur produk domestik bruto (PDB) dengan persentase di atas 56 persen. Tak ayal, baik atau buruk perekonomian RI begitu bergantung kepada konsumsi.
Bertambahnya bantuan sosial masyarakat miskin akan meningkatkan konsumsi rumah tangga di Indonesia. Gelontoran uang kepada 10 juta keluarga atau 40 juta orang akan berkontribusi positif selama dibelanjakan dengan tepat.
Dengan demikian, keputusan pemerintah mempercepat pencairan PKH dari Februari menjadi awal Januari tentu menjadi angin segar bagi pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi. Mempercepat pencairan PKH adalah solusi yang tepat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
Di atas, diakui atau tidak, adalah pertunjukan dari langkah cerdas pemerintahan Presiden Jokowi mengatasi dua persoalan sekaligus, yakni mendorong agenda pengentasan kemiskinan sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ekonomi dunia yang bergejolak.
Dengan kebijakan seperti itu, masih kah kita menyebut dia seorang capres boneka yang plonga-plongo? Mungkin anda yang seperti itu, tentunya, yang tak paham mengelola ekonomi negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H