Mohon tunggu...
Andri Imam Fauzi
Andri Imam Fauzi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Traveler

Explore the outdoor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seba, Salah Satu Cara Bersyukur Suku Baduy kepada Alam

12 Mei 2019   14:36 Diperbarui: 12 Mei 2019   16:19 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, terdapat juga dialog antara masyarakat Baduy dengan para petinggi Lebak. Ada pesan yang mereka sampaikan dalam dialog tersebut, masyarakat Baduy berharap agar bisa saling bersinergi, menyatu antarsesama, dan saling menjaga alam. Ketiga pesan tersebut yang menjadi amanat dan harapan dari masyarakat Baduy kepada pemerintah pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.

Momentum utama yang berlangsung singkat tersebut berakhir sekitar pukul setengah sembilan malam. Setelah ritual Seba tersebut usai, perlahan masyarakat Baduy mulai meninggalkan pendopo untuk menikmati acara-acara lain yang diselenggarakan.

Ditemani kain sarung hitam bermotif kotak-kotak sederhana dengan aksen biru muda di bagian pangkal sarungnya yang mereka bawa, satu per satu pergi ke luar dan menikmati malam. Banyak dari mereka yang ke luar adalah para pemudanya. Mungkin jiwa dan naluri muda mereka keluar saat itu, untuk mengeksplorasi hal-hal yang jarang mereka temui dalam keseharian mereka. Namun, ada pula yang tetap bertahan di pendopo, memilih untuk bercengkerama antarsesama, atau larut dalam gelapnya malam.

Malam semakin larut, waktu menunjukkan hampir tengah malam, satu per satu masyarakat Baduy yang ada di luar area kantor bupati, mulai kembali. Mereka mulai ambil dan atur posisi untuk tidur, beralas tikar hijau, dan menggunakan bantal dari tas yang mereka bawa. Setidaknya ada tiga jenis tas yang mereka gunakan untuk membawa perlengkapan mereka, dan beberapa ada yang menggunakannya sebagai alas kepala mereka untuk tidur.

Pertama, tas koja yang berasal dari anyaman kulit kayu yang dipilin menyerupai tali, yang kemudian tali tersebut dirajut dan disimpul. Lalu ada tas gondangan yang berbahan kain putih, yang disimpul setiap ujungnya, sehingga tas ini menyerupai tas ikat. Terakhir, tas kepek yang merupakan tas berbentuk kotak, yang terbuat dari bahan kulit kayu yang keras. Dengan alas tidur yang seadanya tersebut, mereka tetap bisa tidur nyenyak.

Dokpri
Dokpri
Di sela tidur mereka, ternyata ke-13 masyarakat Baduy Dalam harus bangun jauh lebih awal dari kerabat Baduy Luar mereka. Jam menunjukkan pukul setengah tiga subuh. Mereka harus menyudahi istirahat mereka karena harus bergegas jalan kembali ke Serang, tepatnya ke lokasi ritual Seba yang kedua, yaitu di kantor Gubernur Banten. Mereka jalan saat pagi buta agar bisa sampai tepat waktu atau berbarengan dengan tibanya kerabat Baduy Luar mereka yang menuju Serang menggunakan bus.

Matahari terbit, satu per satu masyarakat Baduy Luar bangun dari tidur mereka. Rasa lelah setelah seharian menjalani prosesi Seba sepertinya terbayar sudah. Kesegaran tampak dari wajah mereka.

Tidak lama, sekitar pukul enam pagi, mereka mendapat sarapan pagi dari penyelenggara. Mereka menikmati sarapan mereka dengan lahap. Tidak lama setelah mereka sarapan, mereka harus bergegas menuju Serang menyusul kerabat Baduy Dalam mereka yang sudah jalan terlebih dahulu menuju Serang. Dengan berangkatnya seluruh masyarakat Baduy menuju Serang, maka selesai sudah ritual Seba di Lebak ini.

Dokpri
Dokpri
Seba, bukan hanya dimaknai sebagai ritual untuk mengucap syukur atas hasil panen yang telah mereka tuai beberapa waktu ke belakang. Seba, untuk saat ini lebih dari itu maknanya.

Ritual ini bisa juga menjadi sarana silaturahmi antarsesama. Baik itu antara suku Baduy Dalam dengan Baduy Luar, suku Baduy dengan pemerintah, dan suku Baduy dengan masyarakat umum. Ini adalah momentum untuk saling mengenal satu sama lain, terutama bagi masyarakat umum yang ingin mengenal lebih jauh siapa suku Baduy yang sebenarnya.

Instagram: andrimam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun