Dari kejauhan, hutannya kelihatan tenang. Pepohonan yang batangnya tinggi menjulang, sesekali tertiup angin bagian ujung atau pucuknya. Suara-suara ranting dan daun yang saling bergesekan satu sama lain terdengar, saat angin makin kencang meniupnya. Dari titik itu, saya masih belum bisa lihat "penghuni sejati" hutan itu.
Buat bisa masuk ke objek wisata ini, kita cukup bayar Rp 10.000 aja per orang, dan kita bakal dikasih brosur yang isinya penjelasan singkat soal hutan ini. Hanya segitu yang harus kita siapin dan bayar, karena kita tak perlu nyiapin uang lagi buat bayar parkir kendaraan. Murah kan? tiket udah dipegang. Ayo! Kita masuk ke dalam.
Kayaknya yang bikin suasana berubah itu karena rimbunnya pepohonan. Penghuni sejati lokasi ini sudah mulai kelihatan dari kejauhan. Mereka adalah para kera. Kera yang terlihat mondar mandir nyari makanan. Kera-kera di sana tidak liar. Mereka akrab sama para wisatawan. Mereka tidak ngerampas bawaan para wisatawan.Â
Rasa aman dan nyaman makin menjadi karena kita juga didampingi sama orang-orang yang udah paham gimana cara "handle" para kera ini. Mereka terbagi dua, yaitu orang-orang yang berseragam hijau (guide) dan para tokoh setempat yang berpakaian tradisional Bali.
Peraturan di hutan ini, supaya tetep aman selama menjelajah kayaknya hanya satu, yaitu ita tidak boleh ganggu para kera. Kita boleh kasih makan, tapi kita boleh nyentuh mereka, itu pesan dari para pemandu wisatanya.Â
Terus kalo mau foto sama para kera gimana? Apa bisa? Bisa kok, bisa banget malah. Kita tinggal samperin pemandu wisatanya, terus bilang ke mereka, kalo kita mau foto sama kera-kera itu. Pemandu bakal mancing kera pake makanan ringan yang udah disiapin. Kita tinggal diem aja, atur posisi, dan tidak lama si kera bakal dateng nyamperin kita.Â
Mau gaya kayak gimana? Keranya naik ke pundak, biar kayak gaya si Buta dari goa hantu? Bisa...kuncinya hanya satu, ikutin peraturan yang tadi, jangan sampai si kera yang nempel di kita jadi ngerasa keganggu. Nah, udah kan? Tinggal jepret, jadi deh fotonya.
Kita hanya bisa nikmatin keindahannya dari luar aja, sambil ngelihat para kera yang berkeliaran, naik-turun, dan manjat pura itu. Itu sudah lebih cukup buat kami. Pura yang kita lihat di hutan ini kayaknya bisa kita jadiin referensi lain buat latar foto kita, karena selama ini yang kita tahu kalau pura-pura Bali adanya di pinggir laut atau pantai. Ini di hutan.Â