Mohon tunggu...
Andri Imam Fauzi
Andri Imam Fauzi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Traveler

Explore the outdoor

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Membangunkan Anak Krakatau yang Sedang Tidur

15 Desember 2018   10:00 Diperbarui: 1 Januari 2019   22:18 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami cuma bisa melihat gunung dari kejauhan. Menit-menit awal kami berjalan, gak ada yang mencemaskan. Semua berjalan normal. Ranting-ranting pohon yang mati karena terkena debu panas, terus mengenai kami dari berbagai sisi. Pakaian kami berdebu, alas kaki kami semua warnanya sama, abu-abu. 

Kami terus berjalan, dan.. tiba-tiba suara gemuruh mulai kedengaran, dan tanah bergetaran. Suaranya kayak suara petir yang bersaut-sautan saat hujan. 

Getarannya kayak saat kita lagi berkendara di jalan yang berantakan. Lemes, panik, cemas. Langkah kami terhenti. Petugas bilang: "gak apa-apa, ini biasa, setiap beberapa menit emang begitu". Mereka bisa bilang gitu, dan tetep tenang, ya karena itu biasa buat mereka. Nah, buat kami yang baru pertama kali? Pikir aja gimana.

Sekali denger dan nyaksiin itu, kami panik, kedua kalinya, masih panik, dan sampe akhirnya kami mulai terbiasa sama fenomena itu. 

Selama perjalanan, kami cuma bisa denger dan rasain fenomena itu, belom sempet liat apa yang terjadi di gunungnya. Kami gak bisa liat gunungnya, karena tertutup sama pepohonan. 

Kami terus jalan, dan gak beberapa lama, kami sampe di satu area yang bebas pepohonan. Kami bisa lihat gunung sampe ke puncaknya dari titik itu. Kami terdiam karena lihat gunung Anak Krakatau persis ada di depan kami. 

Jangan tanya berapa jaraknya, saya juga gak tau. Yang jelas, ini jelas banget. Garis-garis gunung kelihatan jelas banget. Kami sibuk dokumentasiin ini. Iya, dong, udah sampe lokasi masa gak foto-foto. Sayang lah.

Sumber : dokpri
Sumber : dokpri
BOOM!!! Kami dapat sambutan dari si punya pulau. Gak ada tanda apa-apa, tiba-tiba keluar letupan atau erupsi dari puncak gunung. Semburan awan hitam bercampur abu dibarengi sama getaran tanah dan suara gemuruh, berhasil bikin kami ketakutan. 

Kami kocar-kacir berlarian. Berusaha menjauh, dan kembali ke jalur penurunan. Kami gak sampe kepikiran, itu apa. 

Beberapa orang masih sempet abadiin kejadin itu dari kamera ponsel mereka. Suara gemuruh dan getaran daratan, masih saya ingat dan rasakan kayak apa, sampe sekarang. Kami diberi sambutan "ucapan selamat datang" dari tuan rumah. Gunung Anak Krakatau yang semalam sempat tertidur karena "kelelahan", pagi itu bangun, dan mulai "bermain" lagi dengan kami, para wisatawan yang bertandang. 

Petugas dan orang travel memeringatkan kami buat kembali dan turun ke tempat awal pendakian. Ya, kami ikuti. Sepanjang perjalanan balik ke tempat awal, gunung terus "bermain" dengan getaran dan semburan debu yang dikeluarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun