Mohon tunggu...
Andri Limka
Andri Limka Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang tertarik membaca, menulis, dan membagikannya kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Next Three Days": Berkorban dan Nekat demi Keutuhan Keluarga

31 Juli 2021   07:40 Diperbarui: 31 Juli 2021   08:51 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Lionsgate via kapanlagi.com

Sebagai penikmat film dari berbagai genre apalagi sering memantau ulasan film dari imdb.com, pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan Shawshank Redemption (1994) yang tampil sebagai pemuncak sebagai film dengan rating tertinggi versi imdb.com. Shawshank Redemption yang berkisah mengenai seorang pemuda yang berusaha mencari cara untuk lolos dari penjara setelah dihukum atas kasus pembunuhan terhadap istrinya yang tertangkap basah selingkuh dengan pria lain.

Film dengan jalan cerita serupa juga turut muncul beberapa (meski yang saya contohkan adalah berpuluh) tahun kemudian dengan jalan cerita dan pemeran yang berbeda tetapi memiliki unsur cerita yang sama, yakni usaha lolos dari penjara. Ada yang diangkat dari kisah nyata seperti Escape from Pretoria (2020). Ada juga yang fiksi belaka seperti Escape Plan (2013). 

Mungkin ada beberapa atau banyak film serupa yang tidak saya sebutkan di sini. Film demikian bagi sebagian kalangan menarik untuk ditonton sebab menampilkan kecerdikan dalam mengusahakan lolosnya dari penjara. Namun bisa juga membosankan sebab akhir cerita yang dapat ditebak sebab hanya ada dua yaitu lolos dari penjara dan tidak lolos dari penjara.

Film yang akan sedikit saya ulas dalam tulisan kali ini bukanlah film baru. Bahkan tergolong lumayan lama yaitu The Next Three Days (2010). Jujur saja hingga selesainya film saya masih tidak dapat mengerti alasan film itu dinamai demikian. Namun itu bukanlah alasan untuk mengatakan film ini tidak menarik untuk ditonton.

Ada hal menarik yang saya temukan dalam film ini dan menjadi pembeda dengan beberapa film yang telah saya sebutkan di atas. Proses keluar penjara tidaklah diusahakan oleh napi yang berada dalam penjara tetapi oleh pihak luar yang mana adalah suami napi. Napi (Elizabeth Banks) yang adalah seorang istri dan ibu dari seorang anak tampil pasif dan hanya mengikuti instruksi dari suami yang diperankan oleh Russell Crowe. Di sinilah letak keseruannya.

Suami dikisahkan seorang pria yang sangat mencintai dan menyayangi sang istri. Masuknya istri ke dalam penjara oleh karena dituduh telah membunuh seorang rekan dengan menggunakan tabung apar (alat pemadam api ringan) saat hendak memasuki mobil. 

Sulitnya mencari bukti yang meringankan tuduhan membuat istri mulai frustasi. Sang suami yang sebenarnya juga frustasi tetapi tidak terlalu ingin ditampakkannya untuk memberi kesan kepada istri masih ada jalan keluar untuk membebaskannya.

Frustasinya istri bahkan hingga membuat ia mengatakan bahwa ialah pelakunya. Penonton dalam hal ini akan terbawa bahwa memang ialah pelakunya. Tetapi suami tetap keukeh bahwa istrinya bukan pelaku. Usaha mulai menemui titik buntu. 

Suami akhirnya mencoba mencari di internet mengenai beberapa kasus lolosnya napi dari penjara dan ia pun menemukan mantan napi yang diperankan oleh Liam Neeson. Ia pun mendapat beberapa arahan dan masukan bila ingin meloloskan napi dari penjara.

Dalam keadaan terdesak dapat membuat seseorang sungguh sangat nekat. Itulah yang ditampilkan dalam film ini dan cukup membuat jantung berdegup kencang mengenai aksi-aksi yang dilakukan bukanlah aksi-aksi ekstrem tetapi beberapa aksi yang tergolong nekat oleh karena cinta itulah yang membuat film ini begitu menarik.

Suami akhirnya menyusun rencana seperti membuat kartu identitas yang baru untuknya, istri, dan anak dengan harapan untuk kabur ke negara lain. Bahkan ia pun sempat ditipu bahkan dipukuli oleh karena itu. 

Ia juga turut membuat kunci penjara palsu yang akhirnya patah di dalam lubang kunci dan membuat ia hampir turut masuk penjara. Uang mulai menipis yang membuat ia juga nekat hampir merampok sebuah bank namun urung dilakukannya. Akhirnya, ia merampok sebuah rumah yang adalah mafia narkoba hingga harus menewaskan mafia tersebut dan membakar rumahnya.

Mengenai beberapa usaha yang sangat alot seperti membuat catatan kesehatan palsu untuk istrinya sehingga istrinya dapat dirawat di rumah sakit disertai dengan faktor keberuntungan seperti saat berada di bandara akhirnya keluarga kecil tersebut berhasil lolos dan kabur ke Venezuela.

Menjelang akhir film diceritakan bahwa istri bukanlah pelaku. Ia hanya korban salah tangkap. Namun hal itu tidak melalui proses pembersihan nama. Menurut saya adegan ini adalah sia-sia belaka. 

Sebab istri yang seharusnya tahu bahwa ia tidak bersalah telah bebas telah hidup dalam suatu kehidupan yang baru, dan tidak ada usaha penyangkalan kembali. Sedangkan suami tidak mengetahui bahwa istri adalah korban salah tangkap. Jadi berlalu begitu saja.

Film ini bagi saya adalah film keluarga yang sangat menarik. Sebab menampilkan usaha dan pengorbanan yang sangat besar oleh suami kepada keluarga kecilnya itu. Saking besarnya cinta sang suami hingga membuat ia tetap tidak percaya meski istri mengaku bahwa ialah pelakunya. 

Kemudian beberapa hal nekat yang ditampilkan menjadi suatu gambaran bagaimana seorang suami sungguh harus mengorbankan dirinya dalam situasi apapun meski dalam keadaan yang sangat terdesak.

Mari bertanya dalam diri:

Sungguh besarkah cinta kita untuk keluarga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun