Kedua, Pertandingan sepak bola dan pertandingan tenis berbeda dalam jumlah animo penonton. Sepak bola merupakan olahraga paling terkenal di dunia. Sepak bola sudah berkembang sangat jauh dari sisi bisnis dan komersil bila dibandingkan dengan 50 tahun lalu saat masih sulit menonton pertandingan sepak bola melalui televisi.
Tenis sendiri juga olahraga yang tidak kalah popular tetapi harus diketahui bahwa olahraga itu hanya popular bagi kalangan tertentu saja atau katakanlah bagi negara tertentu (negara asal atlet tenis).
Bila ada turnamen grand slam, sekalipun itu partai final apakah yakin penonton sepak bola turut menonton? Saya pikir tidak. Tetapi bagaimana dengan piala dunia, apalagi partai final. Saya yakin hampir setiap orang pasti ingin mengambil bagian (menonton) pertandingan tertebut, entah mengerti atau tidak, yang penting mereka merasa sudah ikut ambil bagian dalam sejarah terciptanya juara dunia sepak bola yang baru.
Sekali lagi, Sepak Bola dan Tenis adalah dua hal yang berbeda, baik dari jenis olahraga maupun dari segi penonton, dan mungkin angka komersialisasinya.
Dengan demikian, fans sepak bola yang seharusnya penentu bagi klub yang berniat ikut atau menarik diri dari ESL, oleh sebab dampak yang ditimbulkan dari keikutsertaannya menyangkut sejarah dan juga masa depan klub.
Hal itu tentu berbeda bila dibandingkan sebuah klub ikut serta dalam turnamen pramusim sekalipun itu dikemas dalam bentuk cup dan ada juaranya. Tetapi nilai gengsinya dan sisi sejarah memiliki arti yang berbeda.
Coba bayangkan bila klub kesayangan menang melawan sebuah tim besar dalam final turnamen pramusim apakah lebih bangga bila klub kesayangan menang melawan sebuah tim yang sama dalam ajang Liga Champions? Saya rasa tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H