Dengan berpedoman pada nilai-nilai, paradigma, prinsip dan 9 langkah tersebut yang akan menjadikan manusia lebih bijak dan berakhlak mulia dalam setiap pengambilan keputusan karena takut berbuat dosa apabila salah dalam pengambilan keputusan ini berarti masuk ke dalam bujukan moral yang harus kita hindari.
Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi):
1. Bagaimana filosofi Ki hajar Dewantara dengan pratap triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Dalam keadaan pengambilan keputusan pada sebuah kasus dilema etika, seorang pemimpin hendaknya berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka Pendidikan, yaitu Ing Ngarso Sung tulodo (menjadi teladan apabila disepan), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, menyemangati apabila di tengah), dan Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan positif dan memberikan tuntunan apabila di belakang) serta selalu mendasarkan pada setiap pengambilan keputusan berpihak pada murid dengan memenuhi kebutuhan murid, nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam pengambilan keputusan, hal yang menjadi salah satu nilai kebajikan universal adalah pentingnya tanggung jawab, karena dampak dari sebuah keputusan akan mencerminkan sikap dan prinsip diri, dan akan menciptakan wellbeing dalam dunia pendidikan jika kita secara bijak bertanggung jawab dengan keputusan tersebut.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? apakah pengambilan keputusan telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? hal-hal ini tentunya bisa dibantu dengan coaching atau bimbingan yang telah dibahas pada modul sebelumnya
Coaching adalah sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).Â
Di mana salah satu kegiatan yang salah satu tujuannya untuk menggali potensi yang dimiliki seseorang, dengan bantuan sesi coaching diharapkan akan dapat mengarahkan mengambil keputusan yang positif dan berpihak pada murid yang solusi atas permasalahan tersebut si coachee sendiri yang menemukannya sedangkan coach hanya mengajukan pertanyaan yang berbobot untuk menggali potensi diri yang ada pada si coachee tersebut.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat di salurkan dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan cepat sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang memenuhi dan berpihak pada murid di kelas maupun di sekolah.