Assalamu'alaikum Wr Wb. Perkenalkan saya Fitria Andriani calon guru penggerak Angkatan 7 dari SMPI-PK Muhammadiyah Delanggu Kabupaten Klaten. Saya ucapkan terimakasih kepada Fasilitator saya Ibu Yatini dan Pengajar Praktik saya Bp Sugeng Sihono yang telah sabar dalam membimbing, mengingatkan, berbagi ilmu dan pengalamanya dalam PPGP Angkatan 7. Pada tulisan kali ini saya akan coba membahas tentang Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin pembelajaran.
Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Kutipan tersebut memiliki kaitan dengan proses pembelajaran yang sedang dipelajari pada modul 3.1 yang membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam kutipan tersebut dapat dimaknai dengan mengajarkan anak tentang ilmu pengetahuan itu memang penting dan baik, namun membekali anak dengan adab, akhlaq  dan karakter adalah hal yang terbaik.
Dalam proses pembelajaran nilai-nilai atau prinsip yang kita anut dalam mengambil sebuah keputusan memiliki dampak yang besar pada lingkungan kita. Ketika kita mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, gotong royong, empati kita menciptakan lingkungan yang positif. Hal ini akan memberikan dampak hubungan yang baik antara guru, murid dan lingkungan pembelajaran secara keseluruhan.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran tidak menutup kemungkinan seorang guru menemukan permasalahan dalam kelas. Guru harus peka terhadap persoalan yang ada dan menyelesaiakanya dengan bijaksana. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan diantaranya  berpihak pada murid, bersumber pada nilai-nilai kebajikan, bertanggungjawab.Â
Dengan begitu guru telah memberikan sebuah contoh dan teladan , terutama dalam pengambilan keputusan. Kita juga bisa mengasah kemampuan siswa dalam pengambilan keputusan pada saat berdiskusi dengan kelompok, berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan dan saling menghargai pendapat teman dalam kelompok, dengan begitu kita sudah meletih kemampuan anak dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Menurut saya kutipan diatas memiliki makna bahwa Pendidikan adalah pengetahuan yang mengajarkan anak tentang pentingnya memiliki etika dan berperilaku etis tidak hanya sekedar transfer ilmu saja. Orang yang berpendidikan akan lebih beretika dibandingkan orang yang tidak berpendidikan. Dengan berperilaku etis sesuai dengan etika dalam pendidikan  akan sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.
Koneksi antar materi
Koneksi antar materi
   1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus selalu memberikan contoh baik kepada murid khususnya dalam pengambilan keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan. Memberikan dorongan dan membangun semangat dalam membersamai murid dengan keputusan-keputusan yang berpihak pada murid untuk menumbuhkan krakter baik
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan sesuai dengan situasi kondisi permasalahan dan lingkungan.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching adalah ketrampilan yang penting dalam menggali suatu permasalahan. Dengan langkah coaching dengan alur TIRTA dapat menjadi bekal untuk menggali dan mengidentifikasi suatu permasalahan dan dapat membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching dengan alur TIRTA sanagt ideal apabila dikombinasikan dengan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional. Mengelola emosi penting karena membuat lebih memahami keadaan diri sendiri maupun lingkungan. Dengan kemampuan mengelola emosi yang baik meminimalisir tindakan yang gegabah tanpa memikirkan akibatya. Seseorang yang mengambil keputusan dengan didasari kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi yang baik akan mampu membuat keputusan yang bertanggungjawab khususnya pada dilema etika yang sering terjadi dilingkungan pendidik.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika maka kita akan Kembali pada nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai yang kita yakini akan membantu dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan dapat menerapkan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Apabila kasus yang dihadapi adalah bujukan moral maka kita kembali kepada niilai-nilai kebajikan yang kita yakini
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan dapat menerapkan menerapkan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan, seperti keadilan, kebenaran, dan kemanfaatan, berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang positif. Ketika seorang pemimpin atau pengambil keputusan mempertimbangkan prinsip-prinsip ini, keputusan yang diambil akan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat, sehingga lingkungan dapat menjadi lebih harmonis dan saling mendukung. Paradigma dalam pengambilan keputusan, seperti paradigma pelayanan, paradigma keadilan, paradigma demokrasi, dan paradigma utilitarian, memiliki fokus pada terciptanya lingkungan yang kondusif dan nyaman. Langkah-langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan yang tepat membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil telah dipertimbangkan secara cermat dan berdasarkan pada informasi yang relevan dan pemikiran yang rasional
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Pengalaman selama ini ketika dihadapkan pada kasus dilema etika atau bujukan moral, yang menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan yaitu belum mengidentifikasi kasus tersebut melalui langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat dan belum melalui tahap pengujian keputusan. Dengan menjalankan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, tentu akan merubah paradigma di lingkungan sekolah kami, yang awalnya menggunakan cara musyawarah mufakat atau sekadar keputusan dari pimpinan.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus berpihak pada murid. Salah satu strategi agar dapat berpihak kepada murid adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah keputusan-keputusan masuk akal untuk mengakomodir kebutuhan murid yang berbeda dengan memetakan kebutuhan belajar murid , kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid sehingga dapat tercipta merdeka belajar sesuai potensi masing-masing.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran  harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi termasuk menyangkut masa depan murid. Guru sebagai pamong diibaratkan sebagai petani yang menyemai benih. Benih tersebut dapat tumbuh subur apabila dirawat dan dijaga dengan baik. Oleh sebab itu perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan, dengan menerapkan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkan pengujian dan pengambilan keputusan.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pengambilan keputusan haruslah dijiwai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, berpegang teguh pada nilai-nilai guru penggerak salah satunya berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbagkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid karena disesuaikan dengan potensi murid. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadarn diri, mampu mengelola emosi, dan mengambil keputusan yang bertanggungn jawab. Saat proses pengujian keputusan diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mendukung keputusan yang akan diambil.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
- Dilema etika adalah ketika kita harus mengambil keputusan dimana kita dihadapkan pada pilihan antara benar lawan benar tapi saling bertentangan. Bujukan moral adalah ketika kita harus mengambil keputusan antara dua hal yang bertentangan yaitu benar lawan salah.
- Empat paradigma pengambilan keputusan kasus dilema etikaa.
- Individu lawan kelompok (individual vs community) Paradigma ini berhubungan dengan konflik antara kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil lawan kelompok besar. Dilema individu melawan kelompok adalah tentang bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar.
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. Terkadang memang benar untuk berpegang teguh pada peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang.
- Tiga prinsip pengambilan keputusan
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Â Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan antara lain a
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
- Pengujian benar atau salah
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Melakukan prinsip resolusi . Investigasi opsi trilema
- Buat keputusan
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan
- Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki keterkaitan dengan modul-modul yang dipelajari sebelumnya. Selain itu dalam pengambilan keputusan perlu melihat pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebagai pemimpin pembelajaran saya pernah menghadapi situasi dilematik. Saya mempunyai murid yang memiliki kemampuan dalam menerima pembelajaran lambat dibandingakan dengan murid yang lain, berdasarkan hasil tes psikologi anak tersebut termasuk ABK. Nilai akademik anak ini jauh dibawah rata-rata dan tertinggal dengan murid yang lain. Saran dari psikolog agar anak tersebut diminta pindah ke sekolah inklusi untuk keadilan anak tersebut agar mendapat pendampingan ekstra dari guru yang berkompeten, disisi lain ada rasa kasihan apabila anak ini dipindahkan akan mendapatkan stigma negatif dari masyarakat dan teman-temanya. Pada saat kenaikan kelas diadakan rapat untuk memutuskan nasib anak tersebut. Hasil musyawarah memutuskan bahwa anak tersebut tetap dipertahankan dengan segala konsekuensi yang ada, sedangkan pada modul 3.1 ini mengajarkan cara mengambil keputusan kasus dilema etika, dengan cara yang lebih detail dan sistematis, mulai dari pemilihan paradigma, prinsip serta tahapan pengambilan dan pengujian keputusan. Materi pada modul ini memberikan panduan secara rinci dan detil bagaimana kita sebagai pemimpin pembelajaran harus mengambil keputusan yang tepat, berpihak pada murid dan untuk kebaikan bersama.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Mempelajari materi pada modul ini sangat berdampak besar bagi saya, terutama yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah-langkah yang sistematis. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu adanya pemilihan parinsip, paradigma dan melakukan 9 langkan pengujian dan pengambilan keputusan.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan berlandasan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H