Apa lagi yang di inginkan oleh para Diktator ? hampir seluruh populasi dunia barat Imperialis sekarang sudah berpikir seragam. Populasi yang dididik di sekolah sekolah dan universitas universitas yang mem-pekerjakan guru guru dan professor yang tunduk, patuh dan pengecut. Populasi yang dicekoki informasi oleh ratusan ribu Jurnalis dan para Analis bayaran..tak ada lagi penyimpangan dari narasi resmi.
Selamat! Imperialis barat..Kamu berhasil..banyak yang telah mencoba sebelumnya tapi gagal, kamu telah berhasil menciptakan kepatuhan absolut, suatu perbudakan total...dan lebih dari itu..kebanyakan merasa bahwa mereka hidup dalam kebebasan dan pegang kendali.Mereka merasa bahwa mereka punya pilihan dan bisa menentukan serta yakin bahwa budaya mereka adalah budaya yang paling hebat selama sejarah umat-manusia dimuka bumi.
Puluhan juta dari mereka berbaris antri dengan suka rela..ingin mendapatkan "Pendidikan" yang berujung pada Gelar Resmi dari Imperialisme, mereka ingin diterima, di-sertifikasi dan dipuji oleh Penguasa. Orang orang menjulurkan kepala nya untuk di proses oleh sistem cuci otak yang kompleks dan dalam jangka panjang, untuk mendapatkan sepotong kertas yang di-stempel yaitu Ijazah dan Diploma.
Laki perempuan kehilangan kemampuan mereka untuk berpikir secara bebas, kemampuan untuk meng-analisa dan melihat dunia dari pandangan mata diri sendiri secara pribadi. Sebagai imbalan dari kepatuhan mereka berharap mendapat posisi terhormat didalam struktur elit Korporat Regim, akademik atau birokrasi lain nya.
Kebanyakan warga bersedia untuk membayar bahkan berutang demi untuk membiayai "Pendidikan" cuci otak ini agar di-doktrinasi serta di-program secara menyeluruh. Beberapa tahun kemudian setelah selesai pendidikan dan tidak punya kepribadian lagi, dadanya kembung dengan kebanggaan, banyak yang terharu saat menerima sepotong kertas ijazah yang artinya adalah : Lulus, diterima dan di-sertifikasi, siap untuk melayani dan dipergunakan oleh Imperialisme dan Regim nya yang fasis.
Jutaan murid murid asing pun antri untuk proses cuci otak ini, mereka yang ngiler akan pendidikan barat ini datang dari daerah koloni dan negara negara gagal (failed-state), anak anak elit ini ngiler untuk turut mendapatkan cap resmi pengakuan Imperialisme. Untuk dibentuk dan berbaur dengan masyarakat di Eropa dan Amerika Utara.
Setelah lulus dan kembali ke kampung halaman, mereka menggantung ijazah diploma mereka di tembok, menambahkan titel dikartu nama mereka, menaikkan bayaran honor mereka dan mengharapkan penghormatan akan ilmu ilmu dari barat mereka dan kolaborasi intelektual mereka dengan Imperialisme. Kemudian banyak dari mereka sibuk merampok dan meng-doktrinasi lebih lanjut saudara sebangsa setanah air mereka demi keuntungan Barat. Dibanyak negara, tak perlu lagi keluar negeri, cuci otak ala Barat ini siap didapatkan dibanyak sekali sekolah privat Kristen dan Sekolah Internasional, lewat organisasi agama, institusi budaya dan tentunya "dunia hiburan".
Bahkan negara seperti Cina yang memiliki budaya lebih besar dan lebih tua dibanding budaya barat saat inipun sangat dipengaruhi oleh anak anak muda mereka yang sudah di program untuk percaya akan kehebatan dan kebesaran budaya Barat. Anak anak muda ini di-doktrinasi di luar negeri, di sekolah sekolah di negara barat atau oleh barisan guru guru pendidik dan pemuka agama yang sibuk mengadakan perjalanan menyebarkan racun cuci-otak mereka diseluruh dunia.
Bukannya diberi pendidikan dalam banyak segi budaya pengetahuan, murid dan mahasiswa menerima dosis indoktrinasi yang sudah dirancang, sudah di-tes selama ber-abad abad Kolonialisme dan Imperialisme. Saat ini, Imperialisme telah mengetahui dengan sempurna bagaimana caranya me-manipulasi pikiran manusia. Mereka mereka yang diperkosa dipaksa untuk percaya bahwa mereka dicintai, mereka mereka yang dirampok diajar untuk memuji kekuasaan Kolonial yang telah membangun infrastruktur mereka.
Bukan nya dibiarkan untuk berpikir dengan bebas, bukan nya diajak untuk merubah pola pikir mereka sendiri, publik justru dibelit, diikat oleh hambatan intelektual yang keras. Keberanian dan kebebasan berpikir secara sistematis melawan arus akan di-fitnah dan dikucilkan, jiwa-jiwa yang berontak di-cap sebagai orang-orang yang tidak bisa dipegang, tidak bisa dipekerjakan..dan dianggap sebagai "Anti-Social".
Sikap pengecut, patuh dan mediocre di promosikan dan dipasarkan sebagai hal yang benar dan berharga oleh sistem propaganda, iklan, event budaya dan hiburan serta mass media.
Didalam dunia yang total uniform sama semua, dimana Budaya dan Media menjadi alat dari Imperialisme dengan kepentingan bisnis Neo-Liberal, laki perempuan sukses dibentuk dari intelektual tanah-liat dan ditaroh diatas tumpuan hiasan. Semua langsing tinggi, pandai berbicara mengucapkan kata-kata klise, sangat hati-hati untuk menghindar dari isu-isu yang penting, aktif ber komunikasi dengan sesama mereka tentang hal yang tak ada artinya..sementara secara mengejutkan, mereka sama sekali tidak tau apa-apa tentang keadaan dunia.
Manusia manusia baru ini, semuanya tersenyum-senyum, kelihatan sangat keren, mereka menyetir mobil keluaran terbaru dengan segala gadgets ditangan. Sangat percaya diri dan sangat egois, terlihat sempurna. Banyak diantara mereka memakai obat penenang, anti-depressants bahkan Narkoba, kebanyakan tidak bahagia, tidak yakin akan dirinya sendiri, tidak senang dengan pekerjaan nya, tidak bahagia dengan keluarga, tidak berhasil dalam jodoh..tapi tentunya itu semua tidak nampak dipermukaan. Dipermukaan mereka tampak menggiurkan.
Fasis Italia dan Nazi Jerman telah mencoba dengan keras menciptakan sosok-sosok manusia percaya diri tapi patuh ini..mereka gagal..tapi Imperialis berhasil !! Untuk pertama kali dalam sejarah mereka punya kesempatan untuk menggantikan manusia dengan robot, bukan robot dari mesin tetapi manusia yang di-kondisikan sebagai robot. Fasisme Italia, Nazi Jerman, Korporat Amerika, Imperialisme, diskriminasi ras, kolonialisme, supremasi ras, propaganda, periklanan dan pendidikan..semuanya sudah terjalin dengan sempurna.
Selamat, Imperialis ! kamu telah jadi yang pertama yang sanggup melakukan standarisasi manusia dan pikiran mereka.
Tidak gampang untuk melawan Imperialis secara intelektual, bukan saja logika atau filosofi mereka yang perlu di konfrontasi dan ditantang..melainkan ribu-ribuan persepsi, dogma, kode yang semuanya memiliki tujuan sama yaitu membuat manusia hilang dari realitas, tidak miliki kemampuan berpikir bebas dan tidak mampu melakukan analisa.
Kebanyakan warga Imperialis justru sudah lebih di doktrinasi dari pada anggota Taliban atau Al Qaedah karena Imperialis mempekerjakan jutaan profesional untuk menciptakan rancangan konsep-konsep yang sangat efektif dalam menguasai pikiran publik. Rancangan ideologis, psikologis, propaganda, pendidik pengajar, seniman, jurnalis wartawan dan banyak lagi manusia manusia spesialis lain nya.
Dari Sosial Media, Sinetron, Film Bioskop, Musik Pop dan Televisi, semuanya menuju kesatu hal yaitu menyeret publik menjauh dari prinsip dasar kemanusiaan. Memaksa publik untuk tidak berpikir sebagai kelompok yang peduli, tidak punya akal sehat dan tidak punya rasa kasihan.
Realita diperlakukan secara remeh dan dibentuk mencapai level dimana tak ada lagi logika yang bisa diterapkan. Hal yang paling penting dalam pikiran manusia, harapan akan hal yang baru dan lebih baik bagi kemanusiaan..total tak ada, tidak hadir didalam narasi yang dihadapi keseharian hidup manusia, laki perempuan, anak anak, orang tua didalam Imperialisme dan koloni-koloni nya.
Warga penduduk Imperialis tidak dibiarkan untuk berpikir dan bersikap secara alami, sehingga menghasilkan manusia manusia yang depresi serta bingung. Ketidak mampuan untuk berontak membuat mereka jadi bertambah agresif. Korban korban dari Imperialisme diseluruh dunia, dibunuh, di bom, di eksploitasi, di injak injak harga dirinya oleh sistem ini justru tidak menghasilkan kebahagiaan apa apa bagi Imperialis Eropa dan Amerika utara.
Pada sisi ekstrim lain, miliaran manusia yang hidup di koloni koloni secara konstan dihujani pesan pesan yang telah di modifikasi. Mereka menyerap propaganda terus menerus dan disesuaikan dengan Region masing masing, terbit pagi dan malam melalui sumber sumber doktrinasi milik Imperialisme. Dalam bentuk Sinetron, Film Film, Games, Musik Pop, Seni Seni Dekoratif, Acara berita, News Broadcast, Laporan-Laporan yang dibawakan oleh Agen Berita jalur utama. Pesan-pesan ini disadur kembali oleh Mass-Media lokal yang di kontrol oleh kepentingan bisnis joint-venture antara Lokal dengan Global Imperialis barat.
Imperialisme dan rancangan nya diseluruh dunia adalah sangat Racist dan brutal, tapi kebanyakan warga nya serta koloni-koloni nya dipaksa untuk percaya bahwa ini adalah rancangan yang paling "Toleran" dan paling maju di dunia.
Adakah secercah harapan Kemanusiaan mampu bertahan hidup didalam kebodohan massal ini ? Ya..tentu ada !
Perjuangan sedang berlangsung.
Bukan saja angkatan laut Rusia Cina dan Iran sedang manuver menghadang Imperialis Barat di seluruh samudera seperti saat ini..bukan saja Amerika Latin dan Afrika Selatan yang sedang berjuang untuk merombak sejarah dunia dengan memberi Ilmu Pengetahuan bagi rakyat nya bukan hanya sekedar Diploma.
Propaganda Barat di netralisir oleh banyak sumber berita Alternatif non-barat seperti Russia Today (RT), TeleSUR dan PressTV.
RT (Russia Today) telah menjadi ancaman bagi propaganda Barat karena menjangkau publik Amerika langsung ke rumah rumah mereka dalam bahasa Inggris yang sempurna. Itu mengapa kemungkinan RT akan dihancurkan oleh Washington sebagaimana Serbian TV di bom oleh NATO pada April 1999.
Jika itu terjadi, maka sebagai gantinya..Rusia akan menghancurkan CNN yang dianggap sebagai pembawa bendera propaganda Amerika. Propaganda CNN sejak 1990 bahwa kegiatan Amerika diseluruh dunia adalah kegiatan Kemanusiaan bukan Perang..dan Pesawat-pesawat perang nya tidak meluncurkan Bom melainkan adalah Hadiah terbaik bagi umat manusia sepanjang masa kata Hillary Clinton. Shock and awe !! Light 'em up like the Christmas tree kata Bush...it's worth it, kata Mad Albright.
Media media Independent seperti Counterpunch, dissident voice, ICH, VNN, Global Research dan masih banyak lagi, masih tetap bertahan menyuarakan kebenaran, mereka belum menang tapi juga belum mati. Selama pemikiran independent masih hidup maka kita belum kehilangan se-gala galanya.
Imperialisme menjajah dunia dan melakukan doktrinasi bahwa "penjajahan" adalah "Kemerdekaan" dan "Benci" adalah "Cinta. Kami kami yang mampu menghindar dari doktrinasi saat ini melakukan pemberontakan, kami berontak agar kemanusiaan tetap hidup. "I rebel, therefore i exist" ( Albert Camus ).
Peperangan saat ini sangat jelas yaitu mengenai Informasi, mengenai Pengetahuan. Perang demi kelangsungan kemanusiaan tengah berjalan, perang besar kemanusiaan, bukan perang teritorial melainkan perang terhadap otak pemikiran dan hati masyarakat. Bisa juga disebut Perang Informasi, Perang Detox, perang untuk membawa manusia kembali sembuh dari keracunan intelektual, bangun dari tidurnya, bangkit dari keterpurukan nya.
Perang demi dunia yang lebih baik, perang demi pengetahuan diatas dari Diploma dan Ijazah, demi kehangatan manusiawi, kebaikan diatas dari kekejaman dan agresi..serta kemanusiaan diatas dari keuntungan dan uang.
Kemenangan hanya bisa didapatkan melalui Pengetahuan, kebebasan pikiran, kemanusiaan yang rasional, kasih dan solidaritas..kehangatan kemanusiaan...human warmth.
Demikian..
"disadur dari Andre Vltchek, ia adalah seorang Filosofer yang banyak menulis tentang Indonesia, novelis, pembuat film dan jurnalis investigatif. Telah menulis banyak buku politik, salah satunya adalah buku kontroversial tentang G30S di Indonesia berjudul : "Indonesia - Archipelago of fear".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H