Mohon tunggu...
andrietidie
andrietidie Mohon Tunggu... -

gitargila

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cuci Otak ala Imperialis

17 Januari 2019   15:52 Diperbarui: 17 Januari 2019   15:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
private design free use pic

Media media Independent seperti Counterpunch, dissident voice, ICH, VNN, Global Research dan masih banyak lagi, masih tetap bertahan menyuarakan kebenaran, mereka belum menang tapi juga belum mati. Selama pemikiran independent masih hidup maka kita belum kehilangan se-gala galanya.

Imperialisme menjajah dunia dan melakukan doktrinasi bahwa "penjajahan" adalah "Kemerdekaan" dan "Benci" adalah "Cinta. Kami kami yang mampu menghindar dari doktrinasi saat ini melakukan pemberontakan, kami berontak agar kemanusiaan tetap hidup. "I rebel, therefore i exist" ( Albert Camus ).

Peperangan saat ini sangat jelas yaitu mengenai Informasi, mengenai Pengetahuan. Perang demi kelangsungan kemanusiaan tengah berjalan, perang besar kemanusiaan, bukan perang teritorial melainkan perang terhadap otak pemikiran dan hati masyarakat. Bisa juga disebut Perang Informasi, Perang Detox, perang untuk membawa manusia kembali sembuh dari keracunan intelektual, bangun dari tidurnya, bangkit dari keterpurukan nya.
Perang demi dunia yang lebih baik, perang demi pengetahuan diatas dari Diploma dan Ijazah, demi kehangatan manusiawi, kebaikan diatas dari kekejaman dan agresi..serta kemanusiaan diatas dari keuntungan dan uang.

Kemenangan hanya bisa didapatkan melalui Pengetahuan, kebebasan pikiran, kemanusiaan yang rasional, kasih dan solidaritas..kehangatan kemanusiaan...human warmth.


Demikian..


"disadur dari Andre Vltchek, ia adalah seorang Filosofer yang banyak menulis tentang Indonesia, novelis, pembuat film dan jurnalis investigatif. Telah menulis banyak buku politik, salah satunya adalah buku kontroversial tentang G30S di Indonesia berjudul : "Indonesia - Archipelago of fear".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun