Mohon tunggu...
Andrian Rahmat Novaldi
Andrian Rahmat Novaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

18 Desember 2024   13:46 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:46 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Pendahuluan

Media sosial telah menjadi bagian dari hidup kita. Setiap hari, kita menggulir layar ponsel, membaca postingan teman, menyukai foto, atau menonton video pendek yang menghibur. Namun, tanpa kita sadari, media sosial juga membawa dampak besar pada kesehatan mental kita dampak yang sering kali sulit kita kendalikan. Dalam dunia yang terus terhubung ini, di mana setiap aspek hidup terlihat begitu sempurna di layar, kita perlu bertanya: bagaimana sebenarnya media sosial memengaruhi pikiran dan perasaan kita?

Media Sosial dan Perbandingan Sosial

Salah satu hal paling nyata yang muncul dari penggunaan media sosial adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Kita melihat teman yang selalu tampak bahagia, sukses, atau hidup mewah, dan mulai bertanya-tanya, "Kenapa hidup saya tidak seperti itu?" Perbandingan ini bisa membuat kita merasa rendah diri, tidak cukup baik, atau bahkan kehilangan rasa percaya diri. Padahal, yang kita lihat di media sosial hanyalah gambaran yang sudah dipilih dan diedit, bukan kehidupan nyata sepenuhnya. Namun, tetap saja, sulit untuk tidak merasa iri atau tertekan ketika terus-menerus disuguhi "kesempurnaan" yang tak realistis.

FOMO (Fear of Missing Out)

Media sosial juga sering memicu perasaan FOMO, atau "fear of missing out." Ketika kita melihat teman-teman menghadiri pesta, liburan, atau bahkan sekadar berkumpul bersama tanpa kita, perasaan tertinggal atau kesepian bisa muncul. Kita mulai berpikir bahwa hidup kita kurang berarti dibandingkan mereka. FOMO ini dapat menyebabkan kecemasan yang terus-menerus, membuat kita merasa harus selalu memeriksa media sosial untuk memastikan kita tidak "tertinggal" dari orang lain.

Ketergantungan dan Gangguan Emosi

Tidak sedikit dari kita yang merasa cemas ketika tidak bisa mengakses media sosial, seperti ketika sinyal internet lemah atau baterai ponsel habis. Ketergantungan ini menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi adiktif, dan ketika kita terlalu sering menggunakannya, hal itu dapat memengaruhi suasana hati kita. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, terutama ketika kita menggunakannya tanpa batasan yang jelas.

Sisi Positif Media Sosial

Namun, tidak semua tentang media sosial itu buruk. Media sosial juga memberikan ruang untuk berbagi cerita, menemukan komunitas, dan mendapatkan dukungan emosional. Banyak orang menemukan teman baru atau bahkan mendapatkan motivasi dari konten inspiratif di media sosial. Misalnya, seseorang yang berbagi perjuangan melawan depresi bisa membantu orang lain merasa tidak sendirian. Media sosial bisa menjadi alat yang kuat untuk membangun hubungan dan mendapatkan dukungan, jika digunakan dengan bijak.

Kesimpulan

Media sosial memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, ia bisa memengaruhi kesehatan mental secara negatif, dengan memicu perasaan rendah diri, kecemasan, dan ketergantungan. Di sisi lain, ia juga dapat menjadi alat yang kuat untuk menciptakan koneksi dan dukungan emosional. Kuncinya adalah bagaimana kita menggunakan media sosial dengan bijak. Dengan menetapkan batas waktu penggunaan, mengurangi perbandingan sosial, dan fokus pada konten yang positif, kita bisa menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kesejahteraan mental kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun