Kedua, PSI perlu membuat kegiatan yang memaksa 30 ribu anggotanya bergerak. Bukan hanya di media sosial. tetapi bergerak di dunia nyata. Masuk kampung keluar kampung. Nyemplung ke sawah atau ngumpul di perkebunan warga. Sehingga, Pemuda yang dimaksudkan sebagai tulang punggung organisasi benar-benar terasa bagi masyarakat.
Ketiga, PSI penting untuk menjaga 'pemuda' dalam balutan modernisasi yang nusantara. Maksudnya, agenda pemudanya juga tidak harus memaksakan kesan millenial. Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam balutan bernusantara ini. Salah satunya terkait menjaga dan mengajarkan etika politik.
Keempat, PSI bisa mempertimbangkan kampanye yang pro dengan budaya lokal. Tidak semua daerah bisa ditaklukkan dengan cara-cara medsos. Atau menggunakan artis sebagai peraup suara. Ingatlah, di kampung-kampung, faktor "pengalaman" juga berpengaruh. Strategi di kabupaten yang jauh dari efek media sosial patut dikaji lebih mendalam.
Terakhir, selamat mencoba pemilu. Kali-kali saja lulus dan mengirimkan wakil di senayan. ingat, pertarungan yang sebenarnya adalah saat kampanye dan setelah selesai pemilu.
Andrian Habibi, Pegiat Ham dan Demokrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H