Kodrat fisik Indonesia adalah sifat fisik negara Indonesia yang dikelompokkan menjadi 5 kodrat yaitu : sebagai negara maritim, sebagai titik pertemuan lempeng bumi, negara kawasan khatulistiwa, negara dengan letak strategis, dan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Tentunya kodrat fisik Indonesia tersebut tidak dapat terbantahkan, bahkan kodrat fisik tersebut berpotensi untuk menyebabkan bencana alam.
 Indonesia sebagai titik pertemuan lempeng bumi yaitu 3 titik lempeng mayor bumi: lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempang Samudera Indo-Australia serta 1 lempeng minor yaitu lempeng Filipina. Gerakan lempeng bumi dapat menjadi ancaman yaitu gempa bumi dan gunung meletus/gunung berapi.
Dikarenakan kodrat fisik bangsa Indonesia tersebut yang tidak bisa terelakkan, bencana alam bisa datang kapan saja. Namun tentunya yang dipikirkan yaitu bagaimana mengurangi resiko yang ditimbulkan. Mengurangi kerugian secara fisik, materi maupun mengatasi masalah mental akibat bencana.Â
Untuk menghadapinya, sebagai anak bangsa kita harus memilki budaya sadar bencana dan siap untuk selamat. Untuk itu perlu adanya manajemen bencana. Manajemen bencana terdiri atas: pencegahan dan mitigasi, ,kesiapan, tanggap darurat, dan pemulihan.
Dalam menghadapi bencana terdapat fase-fase yang dihadapi yaitu : fase pra-bencana, fase bencana, dan fase pasca bencana.
A. Fase pra bencana yaitu situasi tidak terjadi bencana atau situasi terdapat potensi bencana.Pada fase ini, perlu adanya data tentang resiko bencana pada suatu wilayah sehingga bencana dapat diantisipasi. Bagaimana cara mencegah bencana, mengurangi resiko, penegakan rencana tata ruang, maupun pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat.
Misalnya untuk siaga bencana gempa bumi (pra bencana) hal yang perlu dilakukan antara lain: menyiapkan tas siaga bencana untuk persediaan jika gempa terjadi, melakukan latihan menghadapi gempa, meyiapkan alat keselamatan, membangun konstruksi rumah yang tahan gempa dan memperhatikan aturan penggunaan lahan.
Edukasi dan sosialisasi sadar bencana juga dilakukan BNPB melalui jalur budaya. Seperti diadakannnya pertunjukan seni budaya wayang golek, seni wayang kulit, ataupun dari sandiwara radio.Â
Dimana melalui kisah cerita dalam seni budaya tersebut diselipkan bagaimana tanda jika bencana akan datang, ataupun hal yang harus dilakukan ketika bencana datang. Misalnya cerita tentang bagaimana perilaku dan kebiasaan hewan yang berubah ketika daerah tersebut akan mengalami gempa bumi, perubahan alam yang tiba-tiba seperti adanya awan gempa ataupun gempa-gempa kecil.
Dari sosialisai tersebut diharapkan masyarakat lebih sadara bencana dan juga sesuai dengan slogan BNPBÂ "kenali bahaya, kurangi resikonya".