Ketika Dia dikhianati demi uang, yang menghantarkan sang pengkhianat pada kehampaan dan kedurhakaan..
Ketika Dia dihadapakan di pengadilan, hakim pun tak menemukan kesalahanNYA. Tak bernoda setitik pun sebagai rupa manusia.
Ketika sang murid yang 'akunya' paling setia, ikut gentar dan kelu, bahkan menyangkalNYA
Ketika itu pun, Dia berkuasa untuk merubahNYA,, tapi tak dilakukanNYA..Karena kasihNYA
Ketika cambukan mengelupas dan mencabik tiap lapis daging dan kulitNYA
Bahkan ketika paku itu ditancapkan..
Ketika orang berteriak dan mengolok-olok dengan mahkota duri di kepalanYA
Ketika itu pun, DIA berkuasa. Berkuasa untuk membebaskan dirinYA, tapi tidak dilakukanNYA.Â
Ketika peluh dan darah bersatu di kulitnya, menetes ungkapkan kesakitan
Ketika kekeringan dan dahaga melandaNYA. Bahkan ketika DIa berdoa untuk "sang pendosa" di samping tiang hukumanNYA,
Ketika itu pun, DIA tetap berkuasa untuk mendoakan semua pendosa
Ketika orang membuang undi akan jubahNYA
Ketika sang pendosa mencemooh dan olok-olok akan DIA
Ketika itu pun, Dia berkuasa mengampuni sang 'pendosa"
Ketika sebagian orang menangis dan meratapiNYA, ketika itu pun DIA berkuasa menghibur sang peratap
DIa berkuasa melakukan apapun. Namun dalam kuasaNYA, DIA relakan  dirinYA demi kasihNYA.
Pada manusia yang berdosa dan bodoh, yang mendapatkan pengorbanan yang besar olehNYA.
Pengorbanan yang membawa kepada pengampunan bagi umat yang layak binasa.
Bekasi, 28 maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H