Walaupun masih ada segelintir orang yang belum mampu menerima kebhineka tunggakl ika, namun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah harga mati yang harus diperjuangkan.
Lalu, apakah yang harus dilakukan agar kebhineka tunggal ika tetap terjaga di negara kita, termasuk di dalam penggunaan media sosial? Menurut saya sebagai anak bangsa hal yang harus dilakukan yaitu :
1. Sadar dan menerima kodrat sosial
Sadar dan menerima bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai etnis, budaya dan agama. Tidak perlu dipertanyakan atau digugat lagi, Kenapa tetangga saya berbeda agama dengan saya? Kenapa teman saya memilki dialek bahasa yang berebda dengan saya? Kenapa orang di daerah Jawa rasa masakannya manis dan di Sumatera suka menggunakan santan dan kelapa? Perbedaan adalah kodrat sosial yang memperkaya bangsa yang sudah ada sejak dari dahulu, diterima dan disadari.
2. Toleransi yang aktif
Toleransi adalah keharusan yang harus dimiliki setiap warga. Semangat toleransi dan saling menghormati. Menghormati setiap orang yang berbeda keyakinan dengan kita dan menghargai mereka menjalankan ibadahnya. Misalnya saja ketika teman muslim menjalankan ibadah puasa, yang non muslim bertoleransi untuk tidak makan dan minum di depan yang berpuasa. Di kampung saya, gereja dan mesjid berdekatan. Gereja tersebut memilki halaman yang luas, sehingga ketika setiap shalat jumat, idul fitri dan hari besar lainnya, tak jarang halaman gereja dipakai untuk tempat parkir umat muslim yang akan sholat di mesjid tersebut. Salah satu bentuk toleransi yang nyata. Termasuk dalam ber-medsos, toleransi juga sangat diperlukan. Contohnya tidak perlu mengeluarkan status ataupun komentar yan menyindir tentang status teman yang sedang menjalankan ibadah. Tidak pula meng-update status yang membahas perbedaan-perbedaan ajaran agama dan membanding-bandingkan dengan agama lain. Karena perbedaan-perbedaan tersebut memang tidak akan pernah . Apa yang menjadi keyakinan dan ajaran dari keyakinan tertentu dihargai. Beribadahlah tanpa menganggu ibadah orang lain.Â
Toleransi juga harusnya toleransi yang aktif dan berani menyuarakan toleransi. Kebanyakan toleransi di Indonesia adalah toleransi yang pasif dimana di dalam hati mengakui dan menerima perbedaan, tetapi ketika ada perpecahan atau tindakan pengrusakan/penyerangan dari kelompoknya, hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Tidak berani menyuarakan toleransi. Sikap seperti itu sama saja denagn pembiaran terhadap intoleransi.
3. Tidak melakukan share/artikel dan tidak mengikuti/berteman dengan profil di medsos yang melakukan provokasi perpecahan
Sering tampil artikel-artikel dengan foto-foto yang menyedihkan, korban luka-luka, ataupun gedung-gedung hancur dengan isi artikel disebabkan oleh serangan dari orang-orang/kelompok yang berbeda keyakinan. Begitu di baca langsung d share, tanpa menyelidiki kebenarannya, padahal isi artiekel dengan foto sangat berbeda keasliannya. Misalnya saja foto korban bencana alam tahun berapa, dikatakan sebagai korban dari kelompok tertentu yang berbeda keyakinan dengannya. Sikap kita sebagai pengguna medsos harusnya kritis. Jangan menjadi penerus berita-berita pembodohan.
4. Menumbuhkan sikap kritis dan cermat dalam ber-sosmed
5. Tidak mengeluarkan status ataupun pembicaraan yang mengandung bullying. Tak jarang dalam forum atau komentar masih sering dijumpai kata-kata yang mendsikriminasi. Contohnya saja dalam pergaulan di sosmed, sekalipun tidak ada maksud untuk perpecahan, namun dapat menimbulkan perpecahan.Â