Setelah menikah, aku memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja dan sekarang aku memutuskan untuk kembali bekerja di luar rumah. Menjadi ibu rumah tangga ataupun menjadi ibu rumah tangga yang berkarier di luar, keduanya adalah pilihan yang baik.
Selama menjadi ibu rumah tangga, aku sempat mengalami  kebosanan dan kejenuhan serta lupa untuk mengembangkan setiap potensi. Hari-hari diisi dengan tugas rumah tangga yang itu-itu saja dari bangun pagi sampai tidur kembali. Tak jarang hati hanya diisi dengan sikap mengasihani diri sehingga aku tidak berkembang. Mamaku menasehatiku supaya jangan menjadi stres, pergunakan waktu dengan hal-hal yang bermutu. Menurut mamaku, anakku semakin cengeng dan sensitif. Ternyata anakku pun ketularan kesedihan hatiku, sehingga dia mudah sekali menangis dan sensitif.Â
Mendengar perkataan mamaku, aku merasa tertampar. Ternyata yang membuatku merasa bosan dan jenuh dengan rutinitas adalah karena kebutuhan aktualisasi diriku tidak terpenuhi. Walaupun sebagai ibu rumah tangga, seharusnya aku mengembangkan potensi dan kemampuan, bukan hanya terjebak rutinitas. Sejak saat itu, aku berusaha untuk mengembangkan diri dengan dan belajar hal-hal baru. Membaca artikel di internet, membaca tabloid wanita yaitu Nova. Membaca artikel yang membangun, Â membaca resep masakan dan juga artikel tumbuh kembang anak. Selain membaca aku belajar memasak, merajut , dan menulis. Senang rasanya ketika melihat hasil karya sendiri.
Karena bahagia itu sejatinya dimulai dari rumah. Ayah dan ibu  yang bahagia, mampu mendidik generasinya dengan baik dan menjadi generasi yang bahagia. Sehingga tercipta keluarga yang bahagia. Keluarga-keluarga yang bahagia bisa membawa perubahan bagi komunitasnya, dan juga tentunya bagi bangsanya. Karena sekali lagi, kebahagiaan itu menular dan harus selalu diperjuangkan setiap harinya.Â
l
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H