Banyaknya manfaat yang dimiliki oleh VRÂ ini membuat penulis bertanya-tanya tentang prediksi keberadaannya di tahun depan.
Ya, seperti yang ketahui bersama, teknologi memiliki perputaran tren yang sangat cepat. Bisa jadi teknologi yang sangat powerful di masa Covid hingga pra Covid seperti VR ini malah akan sepi peminat di tahun depan.
Apalagi terdengar kabar bahwa pasar VR yang diwakili Metaverse sudah mulai sepi ditinggal penggunanya.
Rasa penasaran tersebut membawa penulis untuk membaca beberapa data statistik prediksi VRÂ dari lembaga survei profesional. Dan hasilnya sungguh mengejutkan.
VR diprediksi masih akan mampu memberikan dampak signifikan untuk perkembangan dunia industri. Dimulai dari pertanda bahwa proses riset masih akan terus berlangsung dengan Meta menjadi pemain utamanya.
Mereka bahkan berencana untuk mengembangkan 4 headset VR terbaru di tahun 2024 nanti. Menurut laporan yang didapatkan dari Roadtovr, headset yang dikembangkan oleh Meta ini akan difokuskan pada kegiatan mixed reality. Salah satu dari 4 headset tersebut berada dalam proyek Cambria.
Laporan dari Market Research Future mengatakan bahwa Meta berhasil mendapatkan keuntungan $5.2 miliar dari hasil penjualan perangkat headset. Jumlah ini sekaligus menjadikan Meta sebagai perusahaan yang mendominasi pasar VR hingga 75%. Pesaing terdekat daripada Meta adalah perusahaan Jepang Sony Playstation.
Sony Playstation berhasil meraup untung besar dari hasil penjualan 6.6 juta headset. Angka ini menempatkan mereka pada posisi 5% di pangsa pasar VR. Terbilang wajar karena fokus mereka pada segmen game.
Di tahun 2024 juga, diprediksi bahwa Meta masih akan mendominasi. Hal ini merujuk pada data di tahun 2023 dari Idc, yang mengatakan bahwa Meta telah menguasai hingga 50.2% pasar virtual reality.
Hanya Sony (27.1%) dan ByteDance (9.6%) yang mampu bersaing dengannya di pasar 2Q23.
CEO Arutala, perusahaan virtual reality asal Indonesia, Ahmad Zankie mengatakan;
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!