Sebagaimana pelajaran dari penggulingan Gus Dur yang kurang lebih sama kisahnya dengan penggulingan Mursi, ada hal-hal non fisik yang harus ditengahi dengan sebuah kebijakan sikap dan kepandaian memainkan peran diplomasi antar perbedaan. Bahkan mungkin harus memainkan peran bargaining position jaringan politik, dsb.
Inilah tantangan kepemimpinan abad ini. Memang benar apa yang disampaikan oleh Jokowi soal keterwakilan rakyat atas kepemimpinan itu kuncinya. Yang itu memang bukan perkara mudah. Bila dalam skala kota, maka 'baiklah' saya sebut KOTAWAN, biar kalau skala provinsi itu menjadi PROVINSIWAN, dan kalau dalam skala negara menjadi NEGARAWAN.
Nah, mekanisme blusukan semacam apa yang akan ditingkatkan untuk efektivitas meraih keterwakilan dari rakyat yang diharapkan. Karena dalam eskalasi sebuah negara tentu keragaman semakin rumit, wilayah semakin luas, dan pergerakannya bisa sangat sporadis.
Agar tidak jatuh seperti Mursi, maka Jokowi harus blusukan untuk meraih keterwakilan dari rakyat dalam jumlah yang memadai. Sehingga pemerintahannya akan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H