Tanpa sepengetahuan Dika, Nisa sering memperhatikan pria itu dari kejauhan, mengagumi ketekunan dan dedikasinya.
Ketika semester hampir berakhir, universitas mengadakan acara pameran skripsi untuk mahasiswa semester akhir. Setiap mahasiswa diminta untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka di depan dosen dan teman-teman.
Pada hari itu, Dika datang dengan perasaan campur aduk antara gugup dan semangat. Ia telah mempersiapkan segalanya dengan matang, namun tetap merasa cemas.
Di sisi lain ruangan, Nisa juga sedang mempersiapkan presentasinya. Ketika tiba gilirannya, ia menyampaikan presentasi dengan penuh percaya diri dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Dika yang menyaksikan dari bangku belakang merasa kagum dengan kemampuan Nisa dalam menjelaskan materi yang kompleks dengan begitu jelas dan terstruktur.
Ketika giliran Dika tiba, ia berdiri di depan podium dengan tenang. Ia memulai presentasinya dengan menjelaskan latar belakang penelitiannya, kemudian berlanjut ke metodologi dan hasil yang diperoleh.Â
Dika merasa semakin percaya diri ketika melihat Nisa duduk di antara penonton, tersenyum kepadanya. Saat presentasi berakhir, tepuk tangan membahana memenuhi ruangan, membuat Dika merasa lega dan bangga.
Setelah acara selesai, semua mahasiswa berkumpul di halaman kampus untuk berfoto dan berbagi cerita. Dika dan Nisa secara tidak sengaja bertemu di dekat sebuah pohon besar yang rindang.Â
Mereka saling tersenyum, merasa ada koneksi yang tak terucapkan di antara mereka. Tanpa kata-kata, mereka saling mengangguk, seolah-olah memahami bahwa mereka telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh tantangan bersama, meski tidak selalu berdampingan.
Malamnya, ketika langit Yogyakarta dipenuhi bintang, Dika berjalan-jalan sendirian di kampus, merenungkan semua yang telah ia lalui. Tiba-tiba, ia melihat Nisa duduk di bangku taman, menatap langit.
Dika mendekatinya dengan hati-hati dan duduk di sebelahnya. Mereka duduk dalam keheningan, menikmati keindahan malam yang tenang. Meskipun tidak ada percakapan yang terjalin, mereka merasa nyaman dalam kebersamaan yang sederhana itu.