Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah, Punggungmu Mulai Rapuh

14 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 14 Juni 2024   12:26 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ayah menggandeng anaknya dari kejauhan (sumber: cdn.kibrispdr.org)

Seorang ayah memiliki peran penting dalam keluarga, sebagai imam keluarga kecilnya, tulang punggung ayah harus tetap kuat. Doa dan usaha selalu disimpan oleh seorang ayah untuk keluarga. Lewat puisi mari kita memahami perasaan seorang ayah.

1. Peluh di Balik Senja
Kala senja datang menyapa,
Di balik jendela, kulihat sosok penuh lelah,
Sinar matahari memudar, tak setara dengan semangatnya,
Ayah, yang tak kenal kata menyerah.

Dari pagi hingga malam menjelang,
Tak henti tangan kokohnya bekerja,
Peluh menetes, menciptakan sungai kecil,
Di pipi yang lelah, tapi penuh asa.

Di balik tiap tetes keringat yang jatuh,
Ada harapan untuk masa depan cerah,
Ada doa yang terucap tanpa suara,
Ada cinta yang tak terucap, tapi terasa.

Tak pernah kudengar keluh kesahnya,
Walau beban berat menghimpit pundak,
Kau adalah pelindung, pahlawan keluarga,
Ayah, engkau adalah sinar dalam gelap.

2. Cahaya di Balik Gelap
Di balik malam yang pekat,
Ada cahaya yang selalu menyala,
Adalah ayah, dengan segala tekad,
Bekerja keras, walau kadang terluka.

Keringatnya, adalah bukti cinta,
Pada anak-anak yang diimpikan bahagia,
Tiap hari, langkahnya tak pernah lelah,
Mengayuh nasib, demi kami semua.

Tak ada yang lebih kokoh dari hatinya,
Tak ada yang lebih kuat dari tangannya,
Dalam diam, doa-doa terlantun indah,
Ayah, engkaulah pilar rumah kita.

Mungkin tak sering kami ucapkan terima kasih,
Tapi cinta kami takkan pernah surut,
Ayah, engkau adalah cahaya dalam gelap,
Pahlawan tanpa tanda jasa, penuh kasih.

3. Jejak Langkah Ayah
Di pagi yang sunyi, saat dunia masih terlelap,
Ayah sudah terjaga, dengan langkah pasti,
Menyusuri jalan kehidupan yang tak selalu mudah,
Berbekal doa dan harapan di hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun