Seorang ayah memiliki peran penting dalam keluarga, sebagai imam keluarga kecilnya, tulang punggung ayah harus tetap kuat. Doa dan usaha selalu disimpan oleh seorang ayah untuk keluarga. Lewat puisi mari kita memahami perasaan seorang ayah.
1. Peluh di Balik Senja
Kala senja datang menyapa,
Di balik jendela, kulihat sosok penuh lelah,
Sinar matahari memudar, tak setara dengan semangatnya,
Ayah, yang tak kenal kata menyerah.
Dari pagi hingga malam menjelang,
Tak henti tangan kokohnya bekerja,
Peluh menetes, menciptakan sungai kecil,
Di pipi yang lelah, tapi penuh asa.
Di balik tiap tetes keringat yang jatuh,
Ada harapan untuk masa depan cerah,
Ada doa yang terucap tanpa suara,
Ada cinta yang tak terucap, tapi terasa.
Tak pernah kudengar keluh kesahnya,
Walau beban berat menghimpit pundak,
Kau adalah pelindung, pahlawan keluarga,
Ayah, engkau adalah sinar dalam gelap.
2. Cahaya di Balik Gelap
Di balik malam yang pekat,
Ada cahaya yang selalu menyala,
Adalah ayah, dengan segala tekad,
Bekerja keras, walau kadang terluka.
Keringatnya, adalah bukti cinta,
Pada anak-anak yang diimpikan bahagia,
Tiap hari, langkahnya tak pernah lelah,
Mengayuh nasib, demi kami semua.
Tak ada yang lebih kokoh dari hatinya,
Tak ada yang lebih kuat dari tangannya,
Dalam diam, doa-doa terlantun indah,
Ayah, engkaulah pilar rumah kita.
Mungkin tak sering kami ucapkan terima kasih,
Tapi cinta kami takkan pernah surut,
Ayah, engkau adalah cahaya dalam gelap,
Pahlawan tanpa tanda jasa, penuh kasih.
3. Jejak Langkah Ayah
Di pagi yang sunyi, saat dunia masih terlelap,
Ayah sudah terjaga, dengan langkah pasti,
Menyusuri jalan kehidupan yang tak selalu mudah,
Berbekal doa dan harapan di hati.
Setiap jejak langkahnya, mengukir cerita,
Tentang perjuangan, tentang cinta yang tiada henti,
Tangannya yang kasar, penuh dengan luka,
Adalah saksi bisu dari kerja keras yang tak ternilai.
Di wajahnya, terlihat garis-garis waktu,
Setiap kerutan, menyimpan kenangan,
Ayah, yang tak kenal lelah, terus maju,
Menghadapi segala rintangan, demi masa depan.
Kami mungkin tak selalu mengerti,
Berapa berat beban yang engkau pikul,
Namun kami tahu, cinta dan pengorbananmu,
Adalah anugerah terindah yang kami miliki.
4. Pengorbanan Tanpa Batas
Ketika fajar menyingsing di ufuk timur,
Ayah sudah bersiap, dengan senyum di bibir,
Walau tubuh terasa letih dan lemah,
Semangatnya tak pernah padam, tak pernah luntur.
Setiap hari adalah perjuangan baru,
Setiap tugas, diselesaikan dengan cinta,
Walau kadang beban terasa terlalu berat,
Ayah, engkau tak pernah menyerah.
Dalam doanya, selalu terselip nama anak-anaknya,
Mengharapkan kebahagiaan dan kesejahteraan,
Ayah, yang bekerja tanpa pamrih,
Engkau adalah pahlawan dalam hidup kami.
Di saat malam datang, dan dunia terlelap,
Ayah masih terjaga, dengan pikiran penuh harapan,
Kami tahu, setiap tetes keringat yang kau keluarkan,
Adalah bukti cinta, pengorbanan tanpa batas.