Senja mulai tiba, dan bayangan malam perlahan-lahan menyelimuti desa. Arman masih berdiri di sana, menanti dengan sabar.
Lalu, dari kejauhan, ia melihat seseorang berjalan menuju ke arahnya. Wajahnya tertutup bayangan malam, tapi Arman mengenali sosok itu. Hati Arman melompat kegirangan saat menyadari bahwa itu adalah Lia.
"Lia!" serunya sambil berlari menghampiri.
Lia tersenyum hangat. "Arman, aku pulang," katanya lembut.
Arman meraih tangan Lia dan menatapnya dengan penuh rasa syukur. "Aku sangat merindukanmu, Lia. Setiap hari aku berharap kau akan kembali."
Lia tersenyum lembut. "Aku juga merindukanmu, Arman. Setiap hari di kota besar, aku selalu memikirkan desa ini dan kenangan kita bersama."
Mereka berjalan bersama menuju rumah Arman. Malam itu, mereka duduk di bawah pohon besar, berbicara tentang masa lalu dan merencanakan masa depan.Â
Arman menceritakan tentang kehidupannya di desa, tentang mimpinya, dan tentang betapa ia menantikan hari ini.
Lia pun menceritakan pengalamannya di kota, tentang pendidikan dan pekerjaan yang ia jalani. Meskipun banyak tantangan, Lia selalu menemukan kekuatan dalam kenangan indah bersama Arman.
"Aku ingin kembali ke desa ini, Arman," kata Lia akhirnya. "Aku ingin menjalani hidup yang sederhana namun penuh makna bersama orang-orang yang aku cintai."
Arman merasa hatinya melompat kegirangan. "Aku akan selalu ada di sini untukmu, Lia. Kita bisa membangun kehidupan bersama di sini, seperti yang selalu kita impikan."