Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ayah, Punggungmu Terlalu Kuat

11 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 11 Juni 2024   16:48 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan menyelimuti keluarga kecil itu. Budi merasa semua kerja kerasnya terbayar lunas melihat prestasi anaknya.

Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suatu hari, Budi jatuh sakit karena kelelahan. Tubuhnya yang selama ini bekerja keras tanpa henti akhirnya menyerah. Ia harus dirawat di rumah sakit. Siti dan Anisa sangat khawatir melihat kondisi Budi.

Di rumah sakit Budi terus memikirkan bagaimana nasib keluarganya jika ia tidak bisa bekerja. Namun sang istri selalu memberikan semangat dan keyakinan bahwa mereka akan bisa melewati semua ini bersama-sama.

"Jangan khawatirkan kami, Pak. Kami akan baik-baik saja. Yang penting sekarang Ayah sembuh dulu," kata Siti sambil menggenggam tangan Budi.

Anisa pun tak kalah memberikan semangat. 

"Ayah, aku sudah besar dan aku akan membantu Ibu. Ayah harus cepat sembuh."

Mendengar itu, Budi merasa haru dan bahagia. Ia bertekad untuk sembuh demi keluarganya. 

Perlahan namun pasti, kesehatannya mulai membaik. Setelah beberapa minggu, Budi diizinkan pulang dari rumah sakit.

Saat rumah, Budi tidak lagi bekerja sekeras dulu. Ia kini lebih berhati-hati menjaga kesehatannya. Meskipun demikian, semangat kerja kerasnya tidak pernah surut. Ia tetap berusaha mencari cara untuk mendukung keluarganya, meski harus bekerja dengan cara yang berbeda.

Budi mulai memanfaatkan lahan di sekitar rumah untuk bercocok tanam sayuran. Ia juga membuat kerajinan tangan dari bambu yang kemudian dijual ke pasar. Dengan bantuan Siti dan Anisa, perlahan usaha kecil mereka mulai berkembang.

Suatu hari, Anisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah di kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun