"Paman, kenapa kau melakukan ini?" suara Bayangan Malam terdengar untuk pertama kalinya, bergetar dengan rasa keheranan.
Pemimpin sindikat itu menatapnya dengan mata terkejut. "Kau... kau seorang pembunuh?" dia bertanya, suaranya gemetar.
"Ya, tapi aku adalah pembunuh yang membawa keadilan," jawab bayangan malam dengan mantap.
Mereka berdua terdiam sejenak, menatap satu sama lain dalam keheningan yang tegang. Kemudian, pria tua itu mengangguk, seolah mengerti.
"Aku tahu apa yang kau lakukan adalah untuk kebaikan," katanya dengan suara lemah. "Tapi, bisakah kau menjanjikan sesuatu padaku?"
Bayangan Malam mengangguk, memberi isyarat bahwa dia mendengarkan.
"Pelajaran terbesar dalam hidupku adalah menyadari bahwa ada kebaikan bahkan di tempat yang paling gelap," lanjut pria tua itu. "Jika kau bisa menghentikan peredaran narkoba ini tanpa menumpahkan darah lebih banyak, aku akan membantumu.Â
Aku akan memberikan informasi yang kau butuhkan untuk menghancurkan sindikat ini."
Bayangan Malam tersenyum, menyadari bahwa bahkan di antara kejahatan, masih ada harapan untuk perubahan.Â
Dengan bantuan pria tua itu, dia berhasil membongkar sindikat narkoba tanpa menumpahkan banyak darah.
Malam itu, ketika Bayangan Malam menghilang ke dalam bayang-bayang, kota mengetahui bahwa ada seseorang yang memperjuangkan keadilan di antara gelapnya malam.Â