penjahat rakyat kecil.Â
Di balik gemerlap kota, tersembunyi sebuah bayangan hitam yang menjadi mimpi buruk bagi paraDia adalah seorang assassin yang dipanggil oleh banyak orang sebagai "Bayangan Malam". Namun, di antara kejamnya tindakannya, terselip keadilan yang tak terduga.
Gelapnya malam menyelimuti kota, hanya lampu-lampu jalan yang masih menyala memberikan sedikit cahaya.Â
Di tengah kesunyian itu, Bayangan Malam menyelinap di antara gedung-gedung tinggi. Tubuhnya yang gesit dan langkahnya yang ringan membuatnya seperti hantu yang tak terlihat.
Kali ini, Bayangan Malam memiliki misi khusus, yaitu menghentikan sindikat narkoba yang telah merusak banyak kehidupan di kota.Â
Dengan perlahan, dia menyusup ke dalam gedung yang menjadi markas para penjahat itu.
Saat dia memasuki ruangan, aroma obat terlarang menusuk hidungnya. Bayangan Malam bergerak dengan lincah, menghindari pengawasan yang ketat. Dia tidak menyerang secara sembrono; setiap langkahnya terencana dengan cermat.
Setelah melewati lorong-lorong gelap, Bayangan Malam tiba di ruang utama tempat para bos sindikat berkumpul.Â
Mereka duduk di sekitar meja besar, sedang merencanakan peredaran narkoba berikutnya. Tanpa suara, Bayangan Malam meluncur masuk, bayangan gelap yang mengancam.
Satu per satu, dia menyingkirkan pengikut sindikat itu dengan kecepatan dan ketepatan yang mematikan. Ketika tiba saatnya untuk menyerang pemimpin mereka, Bayangan Malam berhenti sejenak.
Pria tua berambut putih itu duduk di ujung meja, tampaknya tenang meskipun ancaman yang begitu dekat. Tapi, mata mereka bertemu dan dalam kedalaman mata itu, Bayangan Malam melihat kekhawatiran yang tidak biasa.
"Paman, kenapa kau melakukan ini?" suara Bayangan Malam terdengar untuk pertama kalinya, bergetar dengan rasa keheranan.
Pemimpin sindikat itu menatapnya dengan mata terkejut. "Kau... kau seorang pembunuh?" dia bertanya, suaranya gemetar.
"Ya, tapi aku adalah pembunuh yang membawa keadilan," jawab bayangan malam dengan mantap.
Mereka berdua terdiam sejenak, menatap satu sama lain dalam keheningan yang tegang. Kemudian, pria tua itu mengangguk, seolah mengerti.
"Aku tahu apa yang kau lakukan adalah untuk kebaikan," katanya dengan suara lemah. "Tapi, bisakah kau menjanjikan sesuatu padaku?"
Bayangan Malam mengangguk, memberi isyarat bahwa dia mendengarkan.
"Pelajaran terbesar dalam hidupku adalah menyadari bahwa ada kebaikan bahkan di tempat yang paling gelap," lanjut pria tua itu. "Jika kau bisa menghentikan peredaran narkoba ini tanpa menumpahkan darah lebih banyak, aku akan membantumu.Â
Aku akan memberikan informasi yang kau butuhkan untuk menghancurkan sindikat ini."
Bayangan Malam tersenyum, menyadari bahwa bahkan di antara kejahatan, masih ada harapan untuk perubahan.Â
Dengan bantuan pria tua itu, dia berhasil membongkar sindikat narkoba tanpa menumpahkan banyak darah.
Malam itu, ketika Bayangan Malam menghilang ke dalam bayang-bayang, kota mengetahui bahwa ada seseorang yang memperjuangkan keadilan di antara gelapnya malam.Â
Meskipun identitasnya tetap menjadi misteri, cerita tentang assassin yang membawa kebaikan mulai menyebar, memberikan harapan baru bagi para rakyat kecil yang sering kali menjadi korban dari kejahatan.
Dia bukan penjahat, samurai, ataupun Ronin seperti di Kisah Tanah Sakura, hanya seorang pemuda pecinta malam dan kebenaran. Lantas, apakah dia akan kembali?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H