Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sepasang Sepatu dan Desa Kecil Kita

7 Mei 2024   14:24 Diperbarui: 7 Mei 2024   14:31 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, tinggal seorang pria bernama Hakim. Dia adalah seorang tukang kayu yang sederhana namun penuh dengan kehangatan.

Kehidupannya yang tenang diwarnai dengan rutinitas sehari-hari, bekerja di bengkel kayunya, mengunjungi warung kopi setiap sore, dan berjalan-jalan di sepanjang sungai yang mengalir di pinggir kota.

Hakim adalah sosok yang rendah hati dan baik hati, tetapi selama bertahun-tahun, dia hidup sendiri setelah kepergian orang tuanya. 

Meskipun memiliki teman-teman di kota kecil itu, dia merasa ada yang kurang dalam hidupnya: cinta sejati.

Suatu hari, ketika Hakim sedang bekerja di bengkelnya, seorang wanita muda memasuki toko kayunya. 

Wanita itu bernama Sophia, seorang seniman yang baru saja pindah ke kota kecil itu untuk mencari inspirasi bagi karya-karyanya.

Wajahnya yang ceria dan senyumnya yang memikat segera menarik perhatian Daniel.

Meskipun pada awalnya mereka hanya bertukar sapaan singkat, Hakim dan Sophia mulai bertemu secara rutin di warung kopi setiap sore. 

Mereka berbagi cerita tentang kehidupan mereka, impian, dan kecintaan mereka pada seni dan alam. Setiap pertemuan mereka membuat Hakim semakin yakin bahwa dia telah menemukan seseorang yang istimewa.

Dibalik senyum Sophia yang ceria, Hakim merasakan ada kesedihan yang tersembunyi. 

Suatu hari, dia bertanya padanya tentang hal itu, dan Sophia pun akhirnya mengungkapkan bahwa dia memiliki masalah keuangan yang besar. Karya seninya tidak lagi laku di pasar, dan dia kesulitan untuk bertahan hidup di kota kecil itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun