Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Bangsa Es Skandinavian "Penjelajah dari Belahan Bumi Utara"

19 Juli 2023   18:11 Diperbarui: 19 Juli 2023   18:15 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bangsa Skandinavian atau viking (sumber: wawasansejarah.com)

Bangsa Viking adalah kelompok etnis dan budaya yang berasal dari wilayah Skandinavia (yang mencakup wilayah modern Norwegia, Swedia, dan Denmark) pada periode sejarah antara abad ke-8 hingga abad ke-11. Mereka terkenal karena aktivitas maritim, penjelajahan, perdagangan, dan serangan mereka ke berbagai wilayah di Eropa.

Peradaban Viking muncul pada akhir abad ke-8. Bangsa Viking adalah keturunan suku-suku Jermanik yang tinggal di wilayah Skandinavia. Lingkungan geografis mereka yang didominasi oleh laut, sungai, dan danau, mendorong mereka untuk mengembangkan keahlian dalam navigasi dan pelayaran.

Pola kehidupan bangsa Viking didasarkan pada lingkungan geografis mereka yang kaya akan laut, sungai, dan daratan yang keras di wilayah Skandinavia. Mereka memiliki kehidupan yang beragam, mencakup aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, politik, agama, dan seni.

Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian bagi kebanyakan orang Viking. Mereka menanam gandum, jelai, dan sayuran, serta memelihara ternak seperti sapi, domba, kambing, dan babi. Pertanian dan peternakan menjadi penting karena wilayah Skandinavia memiliki tanah yang subur dan cocok untuk kegiatan ini.

Aktivitas pelayaran dan perdagangan sangat vital bagi bangsa Viking. Mereka memiliki kapal-kapal yang kuat dan handal yang memungkinkan mereka menjelajahi perairan laut yang luas. Perdagangan menjadi sumber utama kekayaan dan keberhasilan mereka. Bangsa Viking berdagang dengan berbagai wilayah di Eropa, Asia, dan Afrika Utara, menukar barang-barang seperti bulu, gading, logam, dan budak.

Bangsa Viking terkenal karena keberanian dan semangat petualangan mereka dalam penjelajahan. Mereka melakukan ekspedisi ke luar wilayah Skandinavia untuk menaklukkan wilayah-wilayah baru, mencari keberuntungan, dan mendapatkan kehormatan dalam pertempuran. Serangan Viking menjadi bagian dari pola kehidupan mereka, dan mereka menjarah desa-desa dan kota-kota di Eropa Barat.

Bangsa Viking memiliki sistem sosial yang terstratifikasi. Pada puncaknya, ada raja atau kepala suku yang memerintah wilayah tertentu. Di bawahnya, terdapat kelas aristokrasi yang terdiri dari bangsawan dan pejuang yang setia pada raja. Selanjutnya, terdapat petani dan buruh yang merupakan mayoritas penduduk dan bertanggung jawab atas produksi makanan dan barang-barang lainnya.

Agama Norse merupakan bagian integral dari kehidupan bangsa Viking. Mereka memuja dewa-dewi seperti Odin, Thor, Freyja, dan Loki. Ritual-ritual agama dan persembahan kepada para dewa dilakukan untuk memohon bantuan dan kesuksesan dalam ekspedisi penjelajahan atau perang. Mitologi Norse juga menjadi bagian penting dari budaya mereka dan menceritakan kisah-kisah epik tentang dewa-dewi dan pahlawan.

Bangsa Viking sangat terampil dalam seni dan kerajinan tangan. Mereka menciptakan barang-barang seperti perhiasan, senjata, alat rumah tangga, dan kapal-kapal yang indah. Seni ukir dan seni pahat merupakan contoh karya seni yang sangat dihargai dalam budaya Viking.

Perkawinan adalah hal yang penting dalam kehidupan bangsa Viking. Biasanya, pernikahan diatur untuk mengukuhkan aliansi antara keluarga atau suku. Keluarga sangat dihormati, dan sistem warisan memastikan bahwa tanah dan harta milik keluarga diteruskan secara turun-temurun.

Pola kehidupan bangsa Viking menunjukkan bahwa mereka adalah masyarakat yang dinamis, berpengaruh, dan berpengalaman di berbagai aspek kehidupan. Kekuatan mereka dalam pelayaran dan perdagangan, keberanian mereka dalam penjelajahan dan penaklukan, serta kesenian dan seni mereka, merupakan warisan budaya yang masih diingat dan diapresiasi hingga saat ini.

Pada abad ke-8, bangsa Viking mulai melakukan ekspedisi penjelajahan jauh ke luar wilayah Skandinavia. Mereka menaklukkan wilayah-wilayah yang lebih luas di Eropa, termasuk Inggris, Skotlandia, Irlandia, Prancis, Spanyol, dan bagian dari Timur Tengah, serta mencapai pesisir Amerika Utara.

Bangsa Viking juga terkenal karena serangan dan penjarahan mereka. Mereka menyerang desa-desa pesisir dan kota-kota di Eropa Barat. Serangan Viking yang terkenal mencakup penjarahan Paris pada tahun 845 dan pengepungan Inggris oleh Raja Viking, Rollo, yang akhirnya menetap di wilayah yang kemudian menjadi wilayah Normandia di Prancis.

Selain menjadi penjarah, bangsa Viking juga merupakan pedagang yang ulung. Mereka berdagang dengan berbagai wilayah di Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Pada beberapa kesempatan, mereka juga membentuk pemukiman dan koloni di wilayah-wilayah yang telah mereka taklukkan.

Pada akhir abad ke-10, budaya Viking mulai mengalami perubahan. Beberapa faktor seperti kristenisasi, penaklukan oleh kerajaan Eropa seperti Inggris dan Prancis, serta perubahan sosial dan ekonomi di Skandinavia, mengarah pada pergeseran pola kehidupan mereka. Pada abad ke-11, dominasi Viking sebagai kekuatan penguasa laut mulai memudar.

Awal mula kepunahan bangsa Viking sebagai entitas politik dan budaya dapat ditelusuri ke beberapa faktor yang berkontribusi secara bersamaan. 

Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada kepunahan bangsa Viking adalah kristenisasi. Pada abad ke-10, banyak bangsa Viking di wilayah Skandinavia mulai memeluk agama Kristen. Proses ini dimulai dengan pembaptisan para penguasa dan kemudian menyebar ke masyarakat biasa. Agama Kristen membawa perubahan besar dalam pola pikir dan cara hidup mereka, menggantikan keyakinan dan praktik agama Norse yang sebelumnya sangat kuat.

Bangsa Viking telah menaklukkan banyak wilayah di Eropa, dan pada akhirnya, mereka mulai dihadapkan pada pertempuran melawan kekuatan besar lainnya. Beberapa raja dan pemimpin Viking berhasil ditundukkan oleh kerajaan-kerajaan Eropa, seperti Rollo dari Normandia, yang mencapai kesepakatan dengan Raja Franka pada tahun 911. Akibatnya, beberapa wilayah Viking dianeksasi atau diintegrasikan ke dalam kerajaan-kerajaan besar tersebut, mengakhiri kemerdekaan politik dan kebudayaan bangsa Viking.

Pada abad ke-11, perdagangan internasional bergeser dari jalur laut yang dijelajahi oleh bangsa Viking ke jalur darat. Ini menyebabkan berkurangnya pentingnya pelayaran dan perdagangan maritim bagi bangsa Viking dan berdampak pada ekonomi mereka.

Masyarakat Viking mengalami perubahan sosial dan politik pada abad ke-11. Munculnya kerajaan-kerajaan sentral yang kuat di Skandinavia mengurangi peran suku-suku Viking dan sistem penguasaan yang sebelumnya ada. Sistem feudalisasi, di mana bangsawan memperoleh wilayah dari penguasa sebagai penghargaan atas jasa-jasa mereka, juga mempengaruhi struktur sosial Viking.

Pada abad ke-11, ekspedisi penjelajahan dan serangan Viking mulai merosot. Penjelajahan ke wilayah-wilayah baru di luar Skandinavia jarang terjadi, dan serangan Viking ke Eropa Barat semakin terbatas. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya perlawanan dari kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan dan perubahan sosial-politik dalam masyarakat Viking.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun