Pada abad ke-8, bangsa Viking mulai melakukan ekspedisi penjelajahan jauh ke luar wilayah Skandinavia. Mereka menaklukkan wilayah-wilayah yang lebih luas di Eropa, termasuk Inggris, Skotlandia, Irlandia, Prancis, Spanyol, dan bagian dari Timur Tengah, serta mencapai pesisir Amerika Utara.
Bangsa Viking juga terkenal karena serangan dan penjarahan mereka. Mereka menyerang desa-desa pesisir dan kota-kota di Eropa Barat. Serangan Viking yang terkenal mencakup penjarahan Paris pada tahun 845 dan pengepungan Inggris oleh Raja Viking, Rollo, yang akhirnya menetap di wilayah yang kemudian menjadi wilayah Normandia di Prancis.
Selain menjadi penjarah, bangsa Viking juga merupakan pedagang yang ulung. Mereka berdagang dengan berbagai wilayah di Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Pada beberapa kesempatan, mereka juga membentuk pemukiman dan koloni di wilayah-wilayah yang telah mereka taklukkan.
Pada akhir abad ke-10, budaya Viking mulai mengalami perubahan. Beberapa faktor seperti kristenisasi, penaklukan oleh kerajaan Eropa seperti Inggris dan Prancis, serta perubahan sosial dan ekonomi di Skandinavia, mengarah pada pergeseran pola kehidupan mereka. Pada abad ke-11, dominasi Viking sebagai kekuatan penguasa laut mulai memudar.
Awal mula kepunahan bangsa Viking sebagai entitas politik dan budaya dapat ditelusuri ke beberapa faktor yang berkontribusi secara bersamaan.Â
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada kepunahan bangsa Viking adalah kristenisasi. Pada abad ke-10, banyak bangsa Viking di wilayah Skandinavia mulai memeluk agama Kristen. Proses ini dimulai dengan pembaptisan para penguasa dan kemudian menyebar ke masyarakat biasa. Agama Kristen membawa perubahan besar dalam pola pikir dan cara hidup mereka, menggantikan keyakinan dan praktik agama Norse yang sebelumnya sangat kuat.
Bangsa Viking telah menaklukkan banyak wilayah di Eropa, dan pada akhirnya, mereka mulai dihadapkan pada pertempuran melawan kekuatan besar lainnya. Beberapa raja dan pemimpin Viking berhasil ditundukkan oleh kerajaan-kerajaan Eropa, seperti Rollo dari Normandia, yang mencapai kesepakatan dengan Raja Franka pada tahun 911. Akibatnya, beberapa wilayah Viking dianeksasi atau diintegrasikan ke dalam kerajaan-kerajaan besar tersebut, mengakhiri kemerdekaan politik dan kebudayaan bangsa Viking.
Pada abad ke-11, perdagangan internasional bergeser dari jalur laut yang dijelajahi oleh bangsa Viking ke jalur darat. Ini menyebabkan berkurangnya pentingnya pelayaran dan perdagangan maritim bagi bangsa Viking dan berdampak pada ekonomi mereka.
Masyarakat Viking mengalami perubahan sosial dan politik pada abad ke-11. Munculnya kerajaan-kerajaan sentral yang kuat di Skandinavia mengurangi peran suku-suku Viking dan sistem penguasaan yang sebelumnya ada. Sistem feudalisasi, di mana bangsawan memperoleh wilayah dari penguasa sebagai penghargaan atas jasa-jasa mereka, juga mempengaruhi struktur sosial Viking.
Pada abad ke-11, ekspedisi penjelajahan dan serangan Viking mulai merosot. Penjelajahan ke wilayah-wilayah baru di luar Skandinavia jarang terjadi, dan serangan Viking ke Eropa Barat semakin terbatas. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya perlawanan dari kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan dan perubahan sosial-politik dalam masyarakat Viking.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H