Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"NAZI dan Yahudi" Sejarah Awal Rasisme di Tanah Eropa

9 Juli 2023   12:40 Diperbarui: 9 Juli 2023   12:42 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini negara Perancis yang dipimpin Macron sedang mengalami kekacauan "chaos" usai insiden penembakan yang menewaskan seorang remaja 17 tahun imigran dari Aljazair.

Pembunuhan remaja bernama Nahel tersebut dinilai kental akan rasisme yang dilakukan oleh pihak kepolisian karena Nahel berasal dari Aljazair yang kental akan agama Islam dan seorang imigran. 

Alhasil, terjadi kerusuhan karena masyarakat Perancis menilai kepolisian dan pemerintah masih saja melakukan tindak rasisme pada warganya. 

Seperti yang diketahui bahwa isu rasisme sudah mendarah daging di benua Eropa sejak dahulu. Lantas apakah kalian tahu siapa tokoh utama dibalik sejarah awal rasisme di Benua biru tersebut?

1. Sejarah awal rasisme Eropa

Rasisme adalah keyakinan atau pandangan bahwa ada perbedaan inheren dalam kemampuan, karakter, atau nilai antara kelompok ras tertentu, yang menghasilkan perlakuan yang tidak adil atau diskriminasi terhadap kelompok tersebut. Di Benua Eropa, rasisme telah ada selama berabad-abad dan terkait dengan sejarah kolonialisme, imperialisme, dan konflik antar etnis.

Salah satu bentuk rasisme terawal di Eropa dapat ditemukan pada Abad Pertengahan, ketika orang-orang Yahudi sering kali menjadi sasaran kebencian dan penganiayaan. Stereotip negatif tentang orang Yahudi berkembang, dan mereka dianggap sebagai penyebab berbagai masalah sosial dan ekonomi. Penganiayaan terhadap orang Yahudi mencapai puncaknya selama masa Inquisisi Spanyol pada abad ke-15 dan selama periode Pogrom di Rusia pada abad ke-19.

Selama periode penjelajahan dan penaklukan Eropa pada Abad Penjelajahan, rasisme juga muncul dalam bentuk kolonialisme dan perdagangan budak. Bangsa Eropa, terutama bangsa Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda, menjajah wilayah di Afrika, Amerika, dan Asia.

Mereka menganggap diri mereka lebih unggul secara rasial dan menggunakan keyakinan ini untuk membenarkan penindasan, perbudakan, dan eksploitasi terhadap masyarakat pribumi di koloni mereka. Perbudakan Afrika adalah contoh nyata dari rasisme institusional yang terorganisir dengan tujuan ekonomi.

Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, teori rasial dan eugenika mulai populer di Eropa. Para ilmuwan dan intelektual Eropa menciptakan klasifikasi rasial dan menyebarkan ide-ide yang mengklaim superioritas rasial orang Kaukasia atau "Arya" dibandingkan dengan ras lain. Teori-teori ini mempengaruhi kebijakan imigrasi, politik sterilisasi paksa, dan kebijakan diskriminatif lainnya.

Pada abad ke-20, rasisme di Eropa mencapai puncaknya dengan kebangkitan Nazi di Jerman. Pemimpin Jerman Nazi, Adolf Hitler, mempraktikkan dan memperjuangkan ideologi supremasi ras Arya atau "ras superior". Nazi mengenalkan kebijakan rasial yang mengarah pada Holocaust, pembantaian sistematis enam juta orang Yahudi dan jutaan orang lainnya yang dianggap tidak sesuai dengan standar rasial Nazi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun