Tentu bukan hal yang mengagetkan bahwa Jerman dan Amerika mengatakan hal tersebut dikarenakan kedua merupakan negara yang menganut sistem liberal yang terkenal akan kebebasan dalam berkehidupan dan berbangsa, dengan melegalkan LGBT.
Terlebih di Jerman ada lembaga resmi yang menaungi kaum lesbian dan gay bernama LSVD, yang mana komentar Salman memicu ketakutan akan kemungkinan deskriminasi yang akan diterima kaum LGBT ketika di Qatar.
Inggris
Berbeda dengan Jerman dan Amerika yang menolak keras LGBT, Inggris lebih memilih toleransi dan lapang dada menerima peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah Qatar.
Melalui Seketariat Luar Negeri Inggris, James Clevery, ia mengatakan bahwa kaum LGBT harusnya menghormati aturan yang telah ditetapkan pemerintah Qatar, bukan malah menentang.
Lebih lanjut, Inggris juga sudah berdiskusi dengan Qatar terkait jaminan keamanan bagi kaum LGBT yang hendak melakukan perjalanan untuk menonton Piala Dunia 2022 Qatar.
"Mereka ingin memastikan bahwa penggemar sepakbola aman, terjamin dan menikmati diri mereka sendiri, dan mereka tahu bahwa itu berarti mereka harus membuat beberapa kompromi," ujar James, Rabu (09/11/22).
James mengaku sangat menghormati Qatar sebagai negara mayoritas muslim, sebab didunia memang memiliki beranekaragam sosial budaya yang berbeda dan tetap harus dihormati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H