Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

King Charles III Naik Tahta, Sinyal Australia dan Selandia Baru akan Lepaskan Diri dari Monarki Inggris

15 September 2022   09:42 Diperbarui: 15 September 2022   10:07 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera negara Persemakmuran Britania Raya yang berjajar rapi (cnnindonesia.com)

Beberapa hari yang lalu Kerajaan Inggris baru saja kehilangan sosok ratu yang telah memimpin wilayah kekuasaan Britania Raya selama 70 tahun.

Pemimpin tersebut yaitu Ratu Elizabeth II yang baru saja berpulang diusianya yang ke 96 tahun pada, Kamis (08/09/22) lalu, bertempat di Kastil Balmoral Skotlandia.

Kepergian sang ratu untuk selama-lamanya membuat adanya pergantian tahta pemimpin Kerajaan Inggris, yang nama Pangeran Charles terpilih sebagai pewaris tahta dan menjadikannya seorang raja baru. Gelar pangerannya pun diganti dengan raja menjadi King Charles III.

King Charles III resmi naik tahta tepat setelah sang ibu, Ratu Elizabeth II meninggal, Kamis (08/09/22).

Masalah Pasca Naik Tahta
Mulanya semua berjalan baik, saat King Charles III baru saja menjadi pemimpin baru Kerajaan Inggris. Masyarakat menyambut dengan sukacita King Charles III didepan istana kerajaan.

Perlu diketahui bahwa pergantian tahta ini juga dapat menimbulkan kondisi kerajaan yang rentan.

Pasca Raja Charles III naik tahta, masyarakat Inggris serentak menyerukan kata-kata yang cukup ikonik.

"The Queen is dead, long live the King," seru masyarakat Inggris.

King Charles III, pemimpin Kerajaan Inggris yang baru (bbc.com)
King Charles III, pemimpin Kerajaan Inggris yang baru (bbc.com)
Makna atau arti dari kata tersebut yaitu "Ratu meninggal, monarki Raja harus tetap hidup". Kata-kata tersebut merupakan simbol harapan bagi masyarakat Inggris agar monarki atau Persemakmuran Britania Raya tetap utuh.

Monarki Inggris atau biasa disebut Persemakmuran Inggris merupakan sekumpulan negara-negara bekas jajahan Inggris yang masih memiliki ikatan satu sama lain, dan menjadikan ratu atau raja Inggris menjadi pemimpin mereka.

Saat ini King Charles III tidak hanya memimpin Inggris, namun seluruh negara Persemakmuran Britania Raya yang terdiri dari 15 negara, dimana yang terbesar adalah Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia Utara, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Monarki Inggris Mulai Ditolak
Ternyata benar saja, belum lama King Charles III menjadi pemimpin Kerajaan Inggris, munculan sejumlah demonstran di Skotlandia menolak terikat dengan monarki Inggris.

Lebih lanjut, bahkan Australia dan Selandia Baru tidak menampik bahwa akan ada kemungkinan lepas dari monarki Inggris dan menjadi negara republik.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya twett dari Adam Bandt selaku pemimpin partai hijau Australia.

"Sekarang Australia harus bergerak maju. Kita membutuhkan perjanjian dengan orang-orang pribumi, dan kita perlu menjadi republik," tulis Adam.

Uang dolar bergambar Ratu Elizabeth II sebagai salah satu bentuk monarki Inggris (liputan6.com)
Uang dolar bergambar Ratu Elizabeth II sebagai salah satu bentuk monarki Inggris (liputan6.com)
Cuitan tersebut seakan memberikan indikasi bahwa Australia dalam waktu dekat akan melepaskan diri dari bagian Britania Raya.

Sementara Selandia Baru mengungkapkan hal senada melalui Perdana Menteri Jacinda Arden.

"Saya percaya referendum masalah itu akan terjadi dalam hidup saya," tuturnya di siaran tv lokal, Rabu (14/09/22).

Sebelumnya Ghana dan Afrika Selatan sudah melepaskan diri dari monarki Inggris.

Pendapat Warga Dunia
Banyak pakar dan warga di dunia, bahkan di Inggris itu sendiri menilai bahwa monarki adalah sebuah sistem atau bentuk kolonialisme yang harusnya sudah tidak ada di zaman sekarang ini.

"Meski hanya secara simbolis, langsung atau tidak langsung Kerajaan Inggris masih memiliki kewenangan terhadap negara-negara yang termasuk monarki Inggris, ujar Erens dilansir dari siaran tv lokal, Rabu (14/09/22).

Jika memang benar Australia dan Selandia Baru akan keluar dari monarki Inggris dan memilih bebas menjadi negara republik dengan pemerintahannya sendiri, maka negara Persemakmuran Britania Raya akan tinggal 13 negara, yang mana menyisahkan Inggris, Wales, Skotlandia, Irlandia Utara dan Kanada sebagai negara penopang didalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun