Konflik Rusia dengan Ukraina hingga saat ini masih belum menemui kata damai. Peperangan masih berkecimpuk di wilayah Ukraina, kontak senjata memperebutkan wilayah pun masih terjadi sampai saat ini.
Melihat konflik Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai, negara-negara di dunia pun menawarkan diri menjadi mediator atas peperangan yang terjadi saat ini, sebut saja Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan.
Banyak negara-negara yang ingin konflik ini segera diakhir dengan perundingan gencatan senjata. Selain dari pihak luar, baik masyarakat Rusia dan Ukraina sepakat ingin berdamai.
Konflik yang berkepanjangan antara Rusia dengan Ukraina membuat warga sipil yang tidak bersalah menjadi korban, banyak nyawa tidak bersalah melayang karena perang.
Roman Abramovich menjadi salah satu orang yang paling menentang konflik Rusia dengan Ukraina. Ia merupakan seorang pengusaha industri asal Rusia, ia juga menjadi pemilik klub raksasa asal Inggris Chelsea.
Abramovich menawarkan diri menjadi mediator yang bertugas mengantarkan surat yang ditulis Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dilansir dari Daily Mail, Senin 28 Maret 2022, Abramovich terbang dengan jet pribadi antara Istanbul, Moskow dan Kyiv untuk menghindari sanksi Barat agar surat dari Zelensky dapat diantar langsung kepada Putin.
Disini terlihat bahwa Roman Abramovich memang serius ingin menjadi penengah konflik kedua negara, bukan tanpa alasan, ia sendiri merupakan seorang warga Rusia, dan ibu nya berasal dari Ukraina.Â
Melihat hal ini, tentu ia berharap tidak akan ada lagi korban jiwa karena perang ini, apalagi bila menyangkut nyawa ibu nya.
Roman Abramovich sendiri tentu menjadi salah satu orang yang dirugikan karena adanya konflik ini. Kedekatan Roman dengan Putin membuat dia terkena sanksi dari Inggris dan Uni Eropa, yaitu pembekuan seluruh asset yang ia miliki di Eropa, akibatnya properti-properti di klub Chelsea dilelangnya untuk menutupi kerugian yang ada. Selain pembekuan asset, sebelumnya Roman Abramovich bisa selamat dari insiden keracunan setelah ia mengadakan pertemuan di Ukraina.