Bicara soal hasil pertanian, negara Indonesia bisa dibilang sebagai lumbungnya. Berbagai hasil pertanian seperti padi, kedelai, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian menjadi bukti bahwa negara tercinta kita ini memang tidak main-main dalam sektor pertanian.
Melimpahnya hasil pertanian Indonesia tentu tidak bisa lepas dari faktor geografis. Letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat negara kita ini termasuk wilayah tropis dengan dua musim dalam satu tahun, yaitu penghujan dan kemarau.
Tanah di Indonesia sendiri bisa dibilang sangat subur, berbagai tanaman pangan, buah-buahan, hias, herbal dan lain-lain dapat berkembang dan tumbuh dengan baik di negara kita ini.
Selain faktor geografis, peran petani pun sangat penting sebagai pelaku kegiatan. Di mana sejak dulu memang petani Indonesia terkenal akan pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang pertanian.Â
Hal ini dapat kita lihat saat Indonesia menjadi sumber penghasil beras utama di dunia, sebelum pada akhirnya diambil alih oleh negara Thailand. Lantas apa yang menyebabkan terjadinya penurunan hasil pertanian di Indonesia dari tahun ke tahun?
Selain karena industri, penurunan minat generasi muda milenial terhadap profesi petani pun ikut andil di dalamnya. Petani kini dianggap sebagai profesi yang kuno, kotor-kotoran, panas-panasan, belum lagi modal yang besar dengan keuntungan yang tidak menentu.
Pernyataan ini memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan, sebab nyatanya memang begitu. Presiden Jokowi pun berharap agar para pemuda sekarang berminat menjalani profesi tani dan menjadi petani milenial.
Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah petani tahun 2019 berjumlah 33,4 juta orang. Dengan 30,4 juta orang adalah petani berusia lanjut, sisanya 2,7 juta petani muda.Â
Presentase tersebut jelas menunjukkan betapa rendahnya minat generasi muda di bidang pertanian. Untuk meningkatkan minat para pemuda tentu harus ada terobosan baru, baik dari individu itu sendiri dan pemerintah.
Baru-baru ini Presiden Jokowi melakukan pengukuhan duta petani milenial Kementerian Pertanian. Selain dari pemerintah, banyak juga inisiatif dari lembaga-lembaga mandiri pertanian berbasis modern guna meningkatkan minat anak muda, sebut saja Gerakan Para Petani Muda (Gempita) yang didirikan Kementerian Pertanian RI untuk menjadi wadah bagi para petani muda berkreasi dan mengembangkan angribisnis.