Kasus penangkapan komika Coki Pardede sempat menggemparkan publik, khususnya yang mengenal sosok Coki. Ia dikenal dengan sosok yang jenaka dengan ciri khas guyonannya yang gelap atau dark joke.
Selain menjadi komika, Coki juga kerap tampil di youtube 'pemuda tersesat'. Ia ditangkap atas penyalahgunaan narkotika jenis sabu. Penangkapan tersebut berlangsung pada 01 September 2021 di kediaman Reza Pardede atau Coki.
Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita sabu seberat 0,3 gram dan sebuah jarum suntik. Coki pun digelandang menuju kantor polisi.
Setelah proses penyelidikan berjalan beberapa hari, pada Senin (06/09/21) Coki Pardede dinyatakan sebagai korban, bukan lagi tersangka.
Ia pun direncanakan akan menjalani proses rehabilitasi untuk menghilangkan kecanduannya itu.
"Gini, namanya proses penjara atau tidak, melihat unsur pidananya, memenuhi unsur atau tidak. Nah ini kan tidak memenuhi. Dia adalah korban dan harus direhabilitasi. Yang dikenakan adalah bandarnya yang memberikan barang," ujar Kombes Pol Deonijiu De Fatima, Senin (06/09/21).
Bila dilihat kembali, penetapan ini mengacu pada pasal 127 ayat 3 UU tentang narkotika yang menyebutkan jika penyalahguna narkoba terbukti hanya menjadi korban, maka orang tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial sesuai ketentuan undang-undang.
Tretan Muslim yang dikenal sebagai sosok sahabat Coki Pardede pun banyak dimintai tanggapan terkait kasus sahabatnya ini.
"Coki kebal dihina kpopers dan lain-lainnya, namun ia tidak bisa melawan adiksi," ujar Tretan menanggapi kasus sahabatnya tersebut.
Coki Pardede mengaku mengonsumsi sabu awalnya hanya coba-coba, namun ia ternyata kecanduan dalam mengonsumsi sabu dengan alasan untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin kata iru yang bisa menggambarkan kondisi Coki Pardede saat ini.
Ditengah kasus penangkapannya, berita miring silih berganti menghantamnya, mulai dari pakai narkoba dari dubur, sampai rumor Coki Pardede adalah seorang gay.
Meski begitu, rumor ini dibantah oleh pengacara Coki, ia mengatakan Coki itu normal. Disisi lain, agaknya ia bisa sedikit bernafas lega, sebab ia hanya akan menjalani rehabilitasi.
Rehabilitasi narkoba merupakan serangkaian pengobatan dan kegiatan positif untuk para pecandu narkoba agar bisa terlepas dari belenggu obat-obatan terlarang.
Penyalahgunaan narkoba jelas menyalahi aturan dan akan dikenai pasal bila terbukti terdapat sangkut-pautnya dengan narkoba.
Dari segi kesehatan pun narkoba juga berdampak buruk, sebut saja sakau. Sudah rugi dana, kesehatan, dan berpotensi dijatuhi hukuman pidana, itulah potret setiap individu yang terlibat dalam narkoba.
Dari kasus Coki Pardede ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa jangan sekali-kali menyentuh narkoba, atau mencobanya, jelas akan menimbulkan kecanduan.
Awal nya hanya sedikit, lama-lama jadi bukit, bila sudah kecanduan, segala cara akan dilakukan untuk bisa mendapatkan obat-obatan terlarang tersebut.
Bila tidak tertangkap hari ini, mungkin esok hari. Awalnya mencoba, lama-lama jadi suka, petaka pun tiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H