Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bicara Soal Gaji dan Fresh Graduate!

27 Agustus 2021   20:55 Diperbarui: 27 Agustus 2021   21:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera mendapatkan pekerjaan adalah tujuan utama setiap mahasiswa setelah bersusah payah menempuh perkuliahan.

Tentu semua mahasiswa menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang mereka tempuh ketika masih berkuliah. Dengan harapan supaya dapat menerapkan secara penuh ilmu yang diperoleh untuk diterapkan dalam dunia kerja.

Namun kenyataan tidak sesuai ekspetasi, sebab tidak sedikit mahasiswa yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan dan passion mereka.

Ketika kuliah, kita membayangkan kelak bisa bekerja di kantor, duduk di ruangan dingin ditemani layar komputer dengan dokumen yang tertata rapi, atau berkhayal memakai seragam PNS dan semacamnya.

Tidak semudah itu kawan, dunia pekerjaan diluar sangatlah keras. Butuh perjuangan yang lebih, jatuh bangun menitih karir dan pengalaman, serta bersaing mendapatkan pekerjaan.

Maka dari itu, kita sebagai calon pekerja harus membekali diri dengan kemampuan dan komunikasi yang baik untuk menjalin kepercayaan antar individu atau dengan pekerjaan.

Bicara soal pekerjaan tentu tidak lepas dengan yang namanya gaji. Pertanyaan soal gaji umumnya ditanyakan ketika proses interview.

Setiap individu memiliki caranya masing-masing dalam proses tawar menawar gaji sebelum bekerja. Nyatanya masih ada saja lulusan sarjana yang dengan lantang dan sombong ingin digaji tinggi dengan pengalaman yang belum seberapa.

Tidak jarang interview dijadikan ajang pamer status perguruan tinggi, nilai ipk yang tinggi dan semacamnya. Padahal hal tersebut bukanlah poin utama, melainkan skill yang dimiliki pelamarlah yang dicari.

Jikalau memang benar memiliki kemampuan dan termasuk lulusan dengan nilai baik, maka sampaikan dengan sopan dan tetap rendah hati.

Sikap sombong inilah yang kerap membuat pihak perusahaan enggan untuk menerima lulusan fresh graduate.

Tapi kalau ditanya boleh atau tidak fresh graduate nego gaji dengan perusahaan, tentu saja boleh, tapi dengan etika-etika tertentu.

1. Research terlebih dahulu tentang perusahaan tersebut dengan bertanya pada teman atau kenalan yang bekerja disana. Bagaimana sistem penentuan gaji untuk fresh graduate.

2. Tawarkan gaji tidak terlalu muluk-muluk, bila perusahaan menawarkan gaji sebesar 5 juta, sedangkan kalian menego 6 juta jelaskan mengapa kalian pantas menerima gaji lebih.

Tentu perusahaan tidak bisa begitu saja hanya dengan pernyataan. Dimana umumnya perusahaan akan menguji pelamar dengan training yang berlangsung sesuai ketentuan perusahaan, ada yang beberapa hari, ada juga yang sampai berbulan-bulan.

Sekiranya kemampuan kita dapat dibuktikan, perusahaan akan meresmikan kita sebagai pekerja dan gaji lewat tanda tangan kontrak yang disepakati bersama, entah dengan sistem outsourching atau tetap.

3. Untuk yang merasa memang masih awam dengan perusahaan yang dilamar, mungkin bisa menerima besaran gaji yang ditawarkan oleh perusahaan. Selama jam kerja dan gaji masih tergolong manusiawi, diterima sah-sah saja.

Tentu saat berada di lingkungan kerja, fresh graduate yang masih awam akan banyak mengalami penyesuaian dan membutuhkan banyak arah.

Jadi bila ditimbang dengan besaran gaji mungkin masih sepadan dengan kemampuan. Tentunya perusahaan tau proporsi tiap pekerja dan gaji yang mereka terima.

Terkadang HRD sudah bisa menebak karakter dan besaran gaji yang pantas untuk kita ketika melakukan interview dengan pertanyaaan-pertanyaan yang menjebak.

Semisal kita memiliki kemampuan dalam pengoperasian mesin CNC, HRD tersebut bertanya tentang kemungkinan keahlian selain mesin CNC, seperti bubut.

Dari situ, HRD sudah dapat menilai besaran gaji yang bisa diterima pelamar yang memiliki kemampuan A atau pelamar dengan kemampuan A dan B.

Dimana posibilitas kerja yang lebih tinggi, maka gaji yang akan di terima juga akan lebih tinggi. 

Terlepas dari itu semua, pantas tidaknya gaji yang kita terima tergantung pada bagaimana kita bisa menjual kemampuan kita dan cara kita menyampaikannya pada perusahaan yang kita lamar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun