Angka partisipasi Pendidikan di Indonesia terutama di tingkat dasar dibandingkan dengan orang-orang dari negara-negara Asia Timur dengan tinggi pendapatan per kapita. Tahun 2002 angka partisipasi anak usia 13 sampai 15 (kira-kira tingkat SMP) berkisar antara 68 % di Sulawesi Selatan menjadi 94 % di Yogyakarta.
Jumlah peserta didik di Indonesia paling tinggi dibandingkan jumlah peserta didik negara asia timur lainnya. Kesenjangan di Indonesia lebih banyak antar provinsi.
Anak-anak yang terdaftar di sekolah hanya 1/3 atau  dari jumlah siswa dan jumlah siswa terdaftar di  jenjang pendidikan di tingkat SD dan SMP antar provinsi yang berbeda dan dapat dilihat juga perbedaan di kab/kota dalam satu propinsi. Hal ini berarti bahwa tantangan besar antara kabupaten-kabupaten tiap propinsi dan pemerataan antar propinsi.Â
Desentralisasi di China, Philipina dan Indonesia memeliki sisi positif dan negative dari reformasi. Sehingga perlu uji efektivitas desentralisasi antara sekolah yang lebih baik atau murid yang proses belajarnya meningkat.
Undang-undang desentralisasi mendorong partisipasi lokal dan masyarakat dalam menyediakan dan membiayai Pendidikan. Dengan system desentralisasi memperlihatkan kesenjangan antara daerah yang makmur dan miskin, ketidakmampuan daerah yang miskin untuk mengelola sumber daya yang ada.Â
Mekanisme transfer dari pusat ke daerah untuk memeratakan sumberdaya di seluruh daerah. Dengan desentralisasi mendorong adanya kesenjangan antara wilayah dengan basis pendapatan yang kuat dan orang-orang yang kurang sejahtera.
Tapi menerapkan skema pemerataan merupakan tantangan dari segi politik. Di satu sisi ada masalah ketimpangan dalam hasil Pendidikan politik dapat mentolerir, di sisi lain sejauh mana sistem dapat mendistribusikan daerah kaya ke daerah miskin dan dari perkotaan ke daerah pedesaan.
Daftar Pustaka
Â
King, Elizabeth dan Susana Condeiro Guerra. 2005. Education Reforms in East Asia: Policy, Impact, and Process. Amerika Serikat:World Bank.