Mohon tunggu...
Andri Pratama Saputra
Andri Pratama Saputra Mohon Tunggu... Bankir - Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan

Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan #RI #BudayaReview

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Asesmen Risiko Sistemik sebagai Asesmen Kebijakan Makroprudensial

25 November 2022   09:32 Diperbarui: 25 November 2022   09:36 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman krisis 2008 telah menyebabkan kesadaran pentingnya kebijakan makroprudensial sebagai penahan risiko sistemik agar tidak terjadi kembali. Kebijakan makroprudensial memiliki asesmen kebijakan yang salah satunya asesmen risiko sistemik, Agung, dkk (2021) menyebutkan terdapat beberapa asesmen risiko sistemik yakni:

1) Risk Assesment Matrix (RAM)

BI berusaha memperkuat asesmen risiko sistemik dalam rangka memitigasi risiko secara komperhensif dan telah menggunakan metode balanced approach (BA) yang menetapkan prioritas risiko agar membantu mitigasi risiko lebih terfokus. Metode balance approach meliputi:

  • Identifikasi sumber risiko meliputi shock dan vulnerability;
  • Identifikasi jalur transmisi penyebaran risiko;
  • Identifikasi monitoring setiap tahapan jalur tranmisi;
  • Penyusunan skala prioritas yang disusun dalam RAM

Dari hasil tahapan BA, RAM memiliki cakupan utama yaitu:

  • Identifikasi nilai risiko yang mengkombinasikan shock dan vulnerability berdasarkan tranmisi relevan;
  • Nilai yang memungkinkan terlihat sebagai pembentuk vulnerability;
  • Asesmen dampak sistemik yang menganalisis tranmisi sumber risiko;
  • Level risiko dan opsi kebijakan yang mendeskripsikan risiko berdasarkan tangka keparahan.

Sebagai contoh BI telah mengukur risiko sistemik semester 1 tahun 2020, hasil survey menunjukkan tiga risiko utama tertinggi yaitu:

  • Resesi global yang dilihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang menurun;
  • Tren penurunan harga komoditas utama;
  • Kekhawatiran perilaku menghindari risiko dari investor
  • Risiko meningkat sejalan dengan pembatasan mobilisasi penduduk yang menyebabkan penurunan permintaan dan berdampak terhadap kontraksi pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut, terdapat tiga kerentanan yang berpotensi meningkatkan risiko yaitu:

  • Ketergentungan industry pada bahan baku impor yang tinggi;
  • Pendanaan bank didominasi oleh dana jangka pendek;
  • Konsentrasi kredit pada sektor tertentu. Pandemi menekan kinerja korporasi dan meningkatkan risiko perbankan .

Penggunan RAM dapat menjadi pertimbangan untuk:

  • Pembentukan scenario makroekonomi dalam melaksanakan stress test perbankan;
  • Penentuan fokus asesmen makroprudensial yaitu penggunaan indicator dan metodologi risiko sistemik
  • Penentuan topik riset makroprudensial dalam mendapatkan indicator, metodolodi, rancangan, dan mitigasi risiko sistemik prioritas;
  • Penentuan fokus indicator yang relevan;
  • Pembentukan aplikasi big data yang relevan dengan risiko sistemik;
  • Penentuan fokus diskusi dalam evaluasi sistem keuangan.

 

2) Indikator risiko sistemik

RAM mengidentifikasi sumber kerentanan yang berpotensi menyebabkan risiko dalam sistem keuangan. Adapun indicator risiko sistemik ialah sebagai berikut:

a) Indeks Kerentanan Sistem Keuangan (IKSK)

IKSK menggambarkan kerentanan pada sistem keuangan baik time series atau cross section. Time series berkaitan dengan perkembangan siklus keuangan contohnya ekspansi keuangan yang dilihat dari pertumbuhan kredit berlebihan, sedangkan cross section berkaitan dengan potensi penyebaran risiko antar bank. Penyusunan IKSK menimbang sumber kerentanan yang terbagi menjadi kategori yaitu risk appetite, spilover dan contagion, sektor finansial dan nonfinansial, dan sektoe eksternal.

b) Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK)

ISSK melihat dampak shock dan kerentanan yang terjadi saat pengukuran berdasarkan informasi dari indicator yang mencakup perbankan, non bank, pasar keuangan mencakup saham, obligasi, valas, dll. Indikator IKSK dan ISSK menggunakan pendekatan normalisasi yaitu menangkap perubahan dinamika di sistem keuangan dan membandingkan dengan kondisi saat pengukuran, kondisi yang ada, dan dibandingkan dengan simpangan data historisnya.

3) Stress test (ST)

ST adalah tools yang menggambarkan ketahanan sistem keuangan ketika terdapat tekanan dan menggunakan konsep what if analysis terhadap kondisi sistem keuangan yang diwakili oleh bank. Skenario buruk ekonomi diwakili oleh neraca keuangan bank sebagai dampak kerugian NPL dan berpengaruh terhadap meningkatnya risiko portofolio dan menyebabkan berkurangnya modal pada bank. Jika hasil ST menyebabkan rasio kecukupan berada pada threshold tertentu maka diperlukan aksi pemulihan baik oleh bank ataupun otoritas.

Secara umum, ST meliputi Macroprudential ST (MaPST) dan Microprudential ST (MiPST). MaPST dilakukan secara top down dan melihat efek ketikan kondisi makroekonomi buruk terhadap kecukupan modal dan likuiditas. Terdapat beberapa modul MaPST yaitu:

Modul scenario makroekonomi;

  • Modul solvency ST, yaitu dilakukan melalui penurunan pendapatan bunga, peningkatan risiko kredit, dan penurunan risiko bank.
  • Modul contagion, melihat efek kegagalan bank terhadap bank lain yang diasumsikan tidak dapat memenuhi kewajiban terhadap bank lain dan berpotensi merugikan bank lain.

 

Daftar Pustaka

Agung, Juda., Harun, Cicillia., Elis Deriantino. 2021. Kebijakan Makroprudensial di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun