2. Pengetahuan Eksplisit, yang merupakan pengetahuan yang tertulis, tersebar dalam bentuk individu, yang terdiri dari rasionalitas pengetahuan (pengetahuan), pengetahuan sekuential (disana dan lalu) dan pengetahuan digital (teori).
Tacit dan eksplicit adalah kunci dalam keberhasilan menciptakan pengetahuan. Eksplisit dapat dengan mudah diproses oleh sebuah komputer, ditransmisikan secara elektronik dan disimpan di database. Tacit sulit diproses, tacit dikomunikasikan dan dibagi pada organisasi, dibagi melalui kata-kata dan perilaku yang dapat dimengerti. Dalam mengubah tacit menjadi eksplisi membutuhkan waktu dan bisa kembali ke tacit lagi dalam pemrosesan.
Lantas bagaimana mereka sukses membagikan pengetahuan tacit dan eksplisit mereka? mereka membagikannya menjadi empat tahapan yaitu:
1. Sosialisasi : dari tacit ke tacit
- Sosialisasi merupakan knowledge transfer melalui proses berbagi pengalaman dan menciptakan pengetahuan yang membutuhkan mental model dan keterampilan teknik. Individu membagi pengetahuannya secara langsung. Pengetahuan dibagi melalui observasi, imitasi, dan praktek. Dalam dunia bisnis, pelatihan kerja merupakan salah satu metode untuk mentransfer pengetahuan dari tacit ke tacit. Kunci pengetahuan tacit ialah pengalaman. Ketika transfer dilakukan secara langsung maka setiap informasi akan ditransfer melalui emosi dan konteks. Contohnya ialah di perusahaan Honda, yang menggunakan “brainstorming camps” melalui pertemuan informasl untuk mendiskusikan pemecahan masalah dalam projek perkembangan produk. Pertemuan dilakukan diluar gedung dengan minumk bersama, berbagi pemikiran, dam “mandi bersama” saat musim panas. Diskusi tak hanya terbatas pada projek tim melainkan terbuka untuk setiap pegawai yang dikembangkan dalam projek. Contoh lainnya ialah Perusahaan Industri Elektrik Matsushita yang menyediakan training untuk pegawainya dalam berbagi teknik menggunakan mesin.
2.Eksternalisasi : Tacit ke Eksplisit
- Eksternalisasi adalah knowledge transfer melalui proses mengartikulasikan pengetahuan ke dalam sebuah konsep. Dalam mengeksternalisasikannya menggunakan pola metamorfosa, analogi, konsep, hipotesis atau model. Pengetahuan seseorang ditulis dalam bentuk kebijakan perusahaan, visi dan misi, dan sebagainya. Sebelum tacit diekrternalisasikan, biasanya anggota melakukan observasi terlebih dahulu untuk disaring sebelum dicatat di dokumen. Contohnya ialah di perusahaan Honda yang pemimpinnya membuat slogan “man maximum, machine minimum”, konsep tersebut tidak datang begitu saja melainkan dari sebuah observasi dari pengalaman yang didapatkan untuk mencapai sebuah efisiensi dalam perusahaan dengan memaksimalkan pemikiran pegawai dan meminimalkan cost dalam produksi.
3. Kombinasi : Eksplisit ke eksplisit
- Kombinasi adalah knowledge building melalui sebuah konsep berbagi dalam sebuah sistem pengetahuan. Individu menggabungkan dan mengembangkan pengetahuan melalui media seperti dokumen, pertemuan, jaringan komunikasi komputer. Rekonfigurasi informasi yang telah ada melalui penyortiran, penambahan, penggabungan, dan pengkategorisasikan pengetahuan eksplisit menjadi sebuah pengetahuan baru. Contohnya dalam perusahaan bisnis kombinasi sering dilakukan oleh middle managers untuk mengoperasionalisasikan visi, konsep bisnin, konsep produk. Ia bermain peran penting dalam mengkritik konsep baru melalui jaringan informasi dan pengetahuan.
4. Internalisasi : Eksplisit ke Tacit
- Internalisasi adalah knowledge creation melalui proses menerjemahkan pengetahuan eksplisit ke dalam pengetahuan tacit. Ini berhubungan dengan “learning by doing”, dari pengetahuan eksplisit seperti dokumen-dokumen menghasilkan pengetahuan baru. Ketika pengalaman melalui sosialisasi, eksternalisasi, dan kombinasi diinternalisasikan ke dalam bentuk pengetahuan tacit individu dengan berdasarkan model mental berbagi atau teknik know how, ini adalah aset yang berharga. Dokumen membantu individu menginternalisasikan apa yang mereka alami, dokument memfasilitasikan transfer pengetahuan secara tidak langsung. Contohnya seluruh pegawai Honda menginternalisasikan pengalaman mereka menggunakan know how dan leading projek dalam perusahaan. Tacit diakumulasikan ketika individu memerlukan sosialisasi anggota lainnya. Contoh lainnya ialah perusahaan Matsushita yang menginternalisasikan melalui learning by doing ketika mengurangi jam bekerja untuk pegawai menjadi 1800 jam per tahun. Perusahaan mempromosikan kebijakan tersebut ke setiap departemen melalui kebijakan jam kerja 150 jam per bulan. Kebijakan tersebut dilakukan dalam rangka menginternalisasikan kebijakan 1800 jam per tahun.
Mantap ya begitu sederhananya tetapi efektif apa yang dilakukan Jepang karena budaya Sharing Valuenya melalui berbagi pengetahuan. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Nonaka, I. and Takeuchi, H. 1995. The Knowledge-Creating Company. Oxford University Press. New York.