Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Ismail the Forgotten Arab [Bagian 28 - Habis]

23 Oktober 2017   08:12 Diperbarui: 23 Oktober 2017   08:21 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Evakuasi Galipoli

Setelah berapa bulan, Kapal Australia menyingkir dari laut Galipoli

Kali ini dentuman meriam terdengar hebat sekali. Aku tahu bahwa kapal perang Ingirs tiba-tiba muncul. Seluruh perwira memberi sinyal akan datangnya gelombang musuh yang paling banyak Untu menduduki.

Aku berbicara dengan Mulazim. Ia tampak tetap tegak dengan badan yang membusung sambil melihat tempat kapal tersebut memuntajkannpeluru. Dua laras besar bergerak mundur kebelakang mengguncang pangkal laras sambil memuntahkan peluru besar dan bersuara melengking.

Kami tahu bahwa mereka akan menyeberang kami hingga malam.

Kapal yang besar tersebut berhenti menyerang kami. Tetapi dalam hitungan enam menit kapal lainnya memulai tembakan lagi..

Aku khawatir kalau setelah penghentian serangan akan ada pasukan yang datang lagi. Aku mengonsentrasikan pikiran pada bunyi peluit.

Sudah banyak bagi kami yang menyerang kami. Aku tidak akan cape menghadapi mereka sehingga mereka akan kalah dalam perang.

Tidak ada perintah penerobosan yang  dilakukan oleh komandan terlebih pasukan sudah sedikit sekali.

Aku sudah mulai curiga dengan tidak adanya pergerakan pasukan dari arah Pasukan Australia namun tembakan terus menerus menghantam kami sehingga kami pun harus berhati-hati kalau mau mencoba untuk  menyerang mereka.

"Mulazim, aku mulai ragu dengan mereka. Di pikiranku yang sedikit, Apakah mereka sudah tidak ada di tempat tersebut?"

Ia menggelengkan kepala tampaknya kau sudah begitu resah dengan keadaan demikian. Aku merasakan hal itu. Tetapi tidak ada yang memerintakan untuk maju.

Aku memperhatikan tembakan mereka terus berulang-ulang sepertinya mereka ingin menunjukkan kehadran mereka di tempat itu padahal sebenarnya tidak ada seorang pun di tempat tersebut.

Tentu saja hal ini mengagetkan Mulazim Awwal tersebut

"Ah, kau jangan berspekulan seperti itu"

"Aku sebagai sukarelawan mau untuk memeriksa tempat tersebut"

Aku akan larang hal tersebut. "jangan kau membuat sesuatu yang akan membuatku menyesal dengan memberikan izin ke sana. Aku akan memberikan izin sampai ada pasukan yang akan mengantikanmu"

Berdiam di tempat ini tanpa ada suatu kepastian. Ya, di sini tidak ada kepastian. Kapal-kapal tersebut tambah banyak dan menggempur. Mereka tampaknya siap akan memberikan perlawanan yang sangat keras sekali bagi pasukan musuh tersebut.

Ada bunyi yang muncul di kegelapan kami tidak mendapati apapun. Semuanya serasa gelap sekali. Kami mencoba kembali menenggok dan kali ini peluru-peluru kembali menerang dan berdentum. Mulazzim lagi-lagi terus memerintahkan untuk tetap bersabar menunggu perintah darinya. Aku yang menjadi bawahannya selalu menurut namun aku membuat sesuatu strategi yang akan mengeluarkan aku dari sini. Aku tidak mau bertahan. Aku hanya mendengra rentetan senapan saja.  

Tidak ada sneapan Mesin. Aku mesti menyuruh Hanzahalah untuk mengamati perhitungan tembakan mereka. Ia pun segera pergi ke pos sebelah yang araknya sekitar 10 meter dari posku. Aku mengamati dan membuka catatandan mulia menghitung tembakan. Seorang temanku bernama Abdul Khoir mencatatanya . Pass aku mendengar aku berkata dengan pelan 10 detik , 20 detik dan dengan tangkas Abdul Khoir mencatatnya.

Jelas ini bukan orang yang mempunyai tembakan yang demikian konstatn.manusia mempunyai rasa cape sedangkan mesin tidak mempunyai rasa capek. Aku laporkan hal ini pada Mulazim.

Ia melihat catatan dan membandingkan catatan-catatan dengan teman-temannya. Ada kesamaan pola yang ia kasih tahu.

"Ini jelas bukan perbuatan manusia dan tentu saja bukan perbuatan setan, Mulazzim. Kita harus ke sana"

"Tidak kita tidak bisa memberikan pancingan pada mereka"

"Mereka jelas tidak memancing kalau menurutku mereka memang benar-benar sudah kalah dalam perang ini", kataku dengan begitu yakinnya.

Kami langsung maju dengan berani dan melihat sudah tidak ada lagi orang di balik parit. Aku melihat ada kapal besar yang meninggalkan Galipoli.

Paman Muchtar

"Apa yang telah membuatmu datang ke sini. Seandaninya aku tidak ada di sini. Kau bisa meminta izin Adnan untuk menikahi Aisyah atau kau bisa meminta bantuan Paman Luthfi bahkan kau bisa meminta bantuan Mahmud. Kau jangan menyusahkan dirimu ke sini "

"Aku Ikhlas Paman membela Khalifah. Adapun kalau aku kali ini bertemu denganmu itu sudah menjadi  takdir Allah. Aku sudah menyerahkan diriku jika terjadi sesuatu yang paling buruk"

"Kau mempunyia kemiripan dengan Kakekmu"

Tentu aku tidak tahu dengan hal itu karena kakekku sudah meninggal ketika kami di Sumatra. Tampaknya ia begitu menyambut diriku. Tentu saja aku menunggu kerelaan Aisyah menerima lamaran.

"Kita harus segera siapkan dan Turki telah mengizinkan aku untuk pulang setelah perang ini. Waktu tiga bulan harus kita manfaatkan. Aku juga mendapat tugas di Makkah menjadi kita harus adakan. Aku juga arus bilang Adnan kabar gembira ini"

Perpisahan Mulazim Ilham

Ada pepatah yang mengatakan bahwa setiap ada pertemuan ada perpisahan begitulah hari ini Australia menyatakan mundur dan Menyerah dari kita. Kami mmeenangi perang ini Mereka telah pergi dari sini mungkin tidak selamanya tetapi untuk sementara waktu ini. Tentu aku sedih kalau berpisah.

Aku baru tahu bahwa ada serangan dari Inggris.  Mereka akan melalui atau menggunakan dari tempat Mesir sebagai pijakan. Mesir yang sekarang dibawa proktektorat Inggris adalah tidak lebih dan tidak bukan adalah negeri Inggris dalam bayangan mereka menggunakan sumber daya yang banyak sekali untuk menyerang wilayah Utsmaniyah yang masih wilayah Arabia yang masih di lindungi oleh utsmaniyah.

Kami berdua memandang laut Gallipoli dan hancuran tempat bekas perang Gallipoli. Gallipoli hancur akibat invasi mereka mereka yang bertanggung jawab bangsa-bangsa Eropa Inggris dan Perancis beserta negeri-negeri koloninya harus menanggung ini inilah tiba saatnya kita berpisah meski kita berpisah bukan berarti persaudaraan kita akan habis di sekitar sini aku harap  kita masih bersilaturahmi terus ya aku juga aku berharap kau datang membawa keluargami sini bahkan jika kau tinggal di Hijaz . Pintu rumahku selalu terbuka untukmu dan keluargamu. "

"Jika ada waktu tuan juga bisa berkunjung ke tempat orang tuaku yang jauh di sana di Padang Lawas. Tuan bisa melihat pemandangan yang infah ada di sana. Sejauh mata memandang semuanya adalah rumput yang menghijau."

Aku duduk di sebuah kursi kerja dan Aisyah datang dengan membawa cangkir teh apel. Ada dua anak yang lucu sedang bermain mobil-mobilan di depanku. Ia sambil merangkak dan dibawah pengawasan Aisyah.

Aku menulis di buku di atas meja dan membereskan seluruh catatan ku di Galipoli. Mengenang para pasukan yang gugur di Galipoli. Merak adalah Arab. Aku melihat di surat kabar Australia membangun monumen peringatan. Kami orang Arab tidak perlu monumen karena kami adalah orang Utsmaniyyah yang membela tanahnya sendiri meski suku kami berlainan dengan Republik Turki yang baru ini. Mereka memisahkan negeri kami dari Turki namun mereka tidak memisahkan hati kami.

Daftar IstIlah

  • ANZAC :  singkatan Australia New Zealand Army Corps. Ini adalah Korps Pasukan Koloni Inggris yang berasal dari Australia dan Selandia Baru.
  • Arbeques : Senjata kuno yang diisi serbuk dan biji timah. Digunakan abad 16
  • Batalyon : Sering disebut Liwa atau Liva dalam bahasa Turki. Ini kesatuan pasukan berjumlah 1000 orang
  • BKO : Bawah Kendali Operasi
  • Circassia : Suku yang berada di Laut Hitam , Rusia . Mereka memeluk agama ISlam dan sebagian kini ad di Turki.
  • Jendarme : Pasukan Dalam Negeri atau Polisi Milter Turki. Mereka bertugas di waktu perang maupun di waktu damai.  
  • Kompi: kumpulan grup prajurit berjumlah 100-300 orang
  • Kurdi : Suku Yang berada di daerah perbatasan Iraq, Turki, dan Syria
  • Liva : Batalyon kesatuan tentara yang berjumlah sekitar 10.000 pasukan
  • Pleton: Pasukan yang terdiri dari 30-60 orang
  • Onabasi : Prajurit Turki yang setara dengan pangkat Kopral
  • Cavus : Prajurit Turki yang setara dengan pangkat Sersan
  • Crimea : Wilayah semenanjung di laut Hitam sekarang wilayah Ukraina yang lagi bersengketa dengan Rusia.
  • Mulazim : Perwira Turki yang setara dengan pangkat Letnan
  • Marsose : Pasukan pribumi yang bekerja untuk kepentingan kolonial Belanda
  • Mirliva : Perwira Turki yang setara dengan pangkat Kolonel
  • Pasha : Gelar kebangsawanan Turki yang setara dengan seorang Jenderal bintang empat
  • Simit: Roti berbentuk angka delapan dan dikasih wijen diatasnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun