Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail the Forgotten Arab Bagian ke Tujuh Belas

4 Agustus 2017   07:02 Diperbarui: 4 Agustus 2017   07:05 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini aku mengatur jadwalnya sebelum sersan yang lain datang untuk mewakili. Aku akan mendata dan menyatakan kesediaan yang bekerja malam atau bekerja siang. Jika Mereka mau kerjanya malam maka akan aku berikan namun jika semuanya ingin kerja malam maka aku harus mengundinya terlebih dahulu.

Mungkinkah kami bukan prioritas.

Hal ini sempat menganggu pikiranku. Kalau batalion kami mungkin bukan prioritas karena garis pantai kami kurang strategis. Kalau mereka melalaui jalur kami mereka harus melawan kontur daerah yang sangat tidak bersahabat bagi kami. Sebaiknya di sektor lain menghadapi serbuan bukan hanya pasukan Australia dan New Zealand melainkan juga Inggris dan sekutunya Perancis. Bahkan mereka memasukkan pasukan Gurkha yang terkenal akan serangannya yang bagai angin topan.

Saya tidak peduli ini penting atau tidak namun bagiku semuanya ini harus kulakoni dengan sebaik-baiknya. Aku harus mengahalangi setiap prajurit Australia yang melewati perbatasan kami. Jangan membiarkan mereka untuk mendapatkan atau sampai mereka satu bars peratahanan kami. Kalau mereka mendapatkan satu baris saja mereka kan terus merangsek hingga kami akan mundur ke gunung. Merebut satu jengkal di medan ini berat sekali bahkan untuk keluar dari sana saja rasanya sulit sekali. Peluru berdesingan di setiap waktu, Mereka sengaja untuk membuat teror dari markas mereka agar kami tidak mencoba untuk menyeberang.

Pasukan Australia juga tidak sehebat di garis pertahanan lain. Meski mereka seringkali menyerbu mereka tidak terlalu ngotot. Aku juga ragu antara terlalu ngotot atau memang orang-orang tersebut sengaja mengalihkan perhatian kami. Dalam perang memang ada strategi pengalihan yang mengira mereka akan merebut satu tempat namun mereka merebut tempat yang lain.

Tetapi aku pikir pasukan Australia juga sama seperti pasukan Arab di Utsmaniyyah yang sebenarnya tidak memiliki pekerjaan sebagai prajurit. Dari kami yang prajurit saja hanya dua orang yakni orang Bulgaria dan satu lagi seorang prajurit Arab. Ia mempunyai pengalaman dalam menjaga markas di Damaskus. Ia bukanlah seorang kombatan namun ia ditugaskan di tempat ini .

Mereka belajar sedikit demi sedikit dari peang. Dari mengisi peluru dan menembakkan sehingga mereka menjadi lebih terampil dan beprengalaman di lapangan. Kesalahan yang sedikit demi sedikit berkurang. Mereka menjadi orang yang sangat ahli dalam bertempur dalam sebulan terakhir perang ini. Ada yang menjadi penjahit pakaian yang kini bisa memasang pelusur senapan mesin. Aku tetap memilih memakai Mausser selain sebagai seorang wakil komandan dan juga kepala grup aku bisa mengatur anak buah kalau sata menggunakan senapan mesin maka aku tidak akan bisa untuk mengatur naak buahku karena berada dalam tempat yang terpisah.

Kalau kita bekerja harus ihsan. Begitulah ayahanda Abdurrahaman mengatakannya pada kami. Di tempat mana saja kami harus berbuat yang terbaik dan di tempat ini saya juga berbuat yang baik menjaga pertahanan. Kita tidak boleh mengecilkan pasukan musuh meski setara atau dibawah kita.

Kegagalan mereka dalam merebut ini bisa jadi ini bisa memicu mereka untuk lebih bersemangat lag untuk menyerang kami dan suatu saat ketika kami lengah dengan pasukan yang banyak pula mereka bisa merebut tempat ini.

Aku bertekad mereka tidak akan bisa untuk merebut tempat ini berapapun harganya. Letnan terlebih lagi tidak akan mundur untuk perang ini terkecuali ia disuruh atau memiliki strategi yang lain. Terlebih lagi prajurit Arab karena mereka yakin mereka akan dijajah oleh bangsa Barat jika Turki dikuasai bangsa asing.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun