Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail the Forgotten Arab bagian ke- empat belas

27 Juni 2017   06:39 Diperbarui: 4 Juli 2017   07:28 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gurkha Attack Galipolli

Apakah aku harus mencari jalan seperti pamanku. Aku akan lakukan nanti untuk menengahi keduanya.

Tatapan Mereka terhenti serangan pasukan Australia yang terus menerus dan tidak kenal henti . Aku langsung mengarahkan Mausserku ke arah pasukan Australia. Mereka runtuh oleh tembakan kami.

Mereka menggempur tidak kenal lelah dan merangsek terus ke dalam pertahanan kami dan seluruh pasukan juga turut menembaki pasukan Australia. Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk membangun kekompakan antara pasukan.

Maju Mundur

Hari ini kami maju besok kami mundur. Kemarin mereka maju dan kami mundur besoknya lagi. Kami pukul mundur mereka semuanya silih berganti mengganti kemenangan.

Perang dalam parit ini sangat berbeda dengan perang di tanah lapang yang tidak sembunyi apalagi di abad 18 seluruh perang di medan lapangan dan dengan gagah perkasa mereka maju ke medan perang dan berdiri masing-masing menghadap musuhnya dengan mengangkat senjata yang sudah terisi. Barisan kedua belah pihak akan menembak terlebih dahulu sehingga barisan pertama dari kedua nbelah pihak otomatis akan tubuh terkena timah kecil yang meluncur dari senapan lawan mereka. Tidak ada yang bersembunyi kecuali yang diinginkan bagian belakang yakni bersembunyi dari temannya.

Mortir meluncur kembali dari arah musuh. Aku mengenalnya dengan bunyinya yang melengking aku menyandarkan tubuhku di parit dan berharap tidak akan mendapatkan serangan. Aku tahu bahwa menyadari tentu berisiko karena kita tidak bisa menghindari dari mortir tersebut.

Pertamanya ada yang menghilang mendengar mortar tersebut aku berusaha mendorong namun ia takut bahkan ia terkencing-kencing sambil menangis aku membiarkan saja orang tersebut karena saya akan menyebabkan pertahanan jebol kalau aku diamkan. Aku menembak dengan bantuan teman-teman yang masih tersisa.

Aku mencoba mengajaknya aku berharap dengan keberanian sedikitku aku berhasil menariknya. Ia mencoba untuk bangkit karena rasa tidak enaknya juga besar. Ia berhasil menunjukkan keberaniannya  namun satu peluru menghantam dekat mulutnya ia menjadi kecut kembali. Dalam diriku, Alhamdulillah karena setidaknya berhasil untuk membuatnya berani menghadapi perang.

Karena pertahanan kami kuat maka, kami bisa mengusir mereka. Aku yang berada di samping Mulazim terengah-engah. Ia menertawaiku karena aku baru saja seperti dikejar harimau. Ah, jangan yang itu lagi harimau memang  menakutkan sekali bagiku.

Mulazim mengabsen anggotanya yang tadinya berjumlah 19 orang setidaknya ada dua Orang yang syahid. Tiga orang terluka parah. Kami harus memulangkan korban dari orang Arab sedangkan Grup Turki tidak ada yang terluka maupun terbunuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun