Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail the Forgotten Arab bagian ke-tigabelas

17 Juni 2017   06:12 Diperbarui: 27 Juni 2017   06:39 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
patroli pasukan utsmaniyyah

Nasib Orang Turki

Seorang teman Yasir adalah anak yatim dan tidak disebut yatim karena ia sudah baligh dan ia menjadi korps bantuan yang membuatkan makanan pasukan yang sedang bertempur kalau keadaan genting ia juga turut berperang. Ia memang sangat mendukung kami.

Ketika lebih separuh pleton kami meninggal, ia bisa menggantikan pasukan yang lain dan ia menembak dengan cepat. Ada keinginan Mulazim hendak masukkan ia ke dalam pleton namun ia khawatir karena sebenarnya ia adalah tulang punggung keluarga. Mulazim sendiri pernah bilang kalau perkara ia meninggal itu lebih ringan daripada Yasir yang meninggal. Kalau ia meninggal tidak akan meninggalkan beban yang berat bagi siapapun. Ia masih muda dan belum menikah dan ayahnya seorang Pasha pada zaman Sultan Abdul Hamid Khan. Mempunyai tanah ulayat, yang banyak dan ia mewariskan banyak hal. Sepertinya ia tidak perlu khawatir dengan hal tersebut .

Masalah hidup atau mati memang teka-teki. Aku pernah mendengar satu pleton maju ke depan dan hancur hanya meninggalkan komandan pletonnya yang terluka parah. Ada juga pleton yang kehilangan Mulazimya saja dan ada juga pleton yang kehilangan juru masaknya saja. Semua ini penuh dengan teka-teki yang membingungkan saja.

Saya berdebat bahwa kita tidak boleh menentang kehendak Allah apalagi Yasir sendiri telah menawarkan diri untuk maju untuk menyerang pasukan musuh sama seperti halnya Anggota kompi lain yang masuk dalam jajaran pasukan kompi senapan.

Dengan berat hati komandan akhirnya mengizinkan juga namun dengan catatan ia tidak boleh untuk maju terlalu jauh dan tidak boleh jauh dari tempat tugasnya. Makanan harus tersiap terlebih dahulu sebelum menjaga. Aku pun kadang membantunya menyediakan makanan bersama dengan teman-teman. Aku rasa ini meringankan. Aku yang terbiasa makan nasi harus adonan tepung simit yang berasal dari gandum. Ia mengairi adonan tepung dan aku mengaduknya sampai rata hingga adonan tersebut menjadi kalis. Ia menaburkan wijen ke atas  dan kemudian membakarnya di dalam oven.

Kami kadang memakan sambil mendengar cerita. Banyak cerita-cerita yang membawa hikmah yang dibawakan oleh Kakek Sulayman. Ia seorang prajurit veteran dari Macedonia yang mendaftarkan kembali untuk menjadi sukarelawan. Ia tidak perlu mendapatkan pelatihan tembakan Mausser karena Mausser dan dirinya sudah menyatu katanya kepada kami semua.

Ia pernah terkepung oleh aliansi sekutu yang bertempur di Bulgaria. Pada waktu itu udara dingin dan mereka dikalahkan oleh kumpulan pasukan asing yang sangat ganas menghancurkan mereka. Banyak teman-teman nya yang menjadi korban dari serangan sekutu. Hal yang paling menyedihkan baginya adalah pengusiran warga muslim Bulgaria. Mereka seperti binatang yang tidak mempunyai tempat hidup ketika Utsmaniyah membebaskan Bulgaria tidak ada yang terusir hanya saja mereka yang sudah takut terlebih dahulu karena sudah berbuat jahat pada warga muslim. Fakta terakhir sekitar 10% warga Bulgaria yang muslim tinggal dan mereka mengalami tekanan. Oleh rezim Bulgaria. Aku tahu mayoritas memilih untuk berimigrasi ke tanah airnya sendiri.

Ia menceritakan mungkin di divisi sini ada yang mempunyai suku Bulgaria Muslim ia mengenalnya namun berada di sektor lain.

"Walau bagaimanapun Inggris sangat berperanan dalam kemerdekaan Bulgaria kerana mereka mensupport perlawanan Bulgaria apalagi sekutu Ortodoks mereka, Rusia juga mendukung kemerdekaan Bulgaria dan Rusia sering menyerang Crimea sehingga melemahkan Utsmaniyyah”.

Seluruh kaum kufar saling bahu membahu untuk menghancurkan Ustmaniyyah. Mereka yang dulu dengki karena terkalahkan di Istanbul empat abad yang lalu ingin merebut Konstantinopel dari tangan Turki dengan kekuatan yang penuh sementara Turki tidak didukung oleh negeri lain. Negeri Aceh tidak bisa membantu Utsmaniyyah karena mereka sudah tunduk.  Muslim lainnya terjajah oleh negeri Eropa. Mereka hanya bisa memberikan sukarelawan yang bertempur di bawah Turki dengan keadaan persenjataan yang minim pula.

Kalau mereka membutuhkan tenaga hanya dan deklarasi jihad mereka berbondong-bondong dari timur dan Barat akan datang menghadapi invasi besar-besaran pada wilayah Istanbul.

Sudahlah mereka sendiri yang menanggung kejahatan mereka sementara kita disini akan melawan mereka dengan sekuat tenaga.

Apa yang terjadi di Bulgaria

Apa yang terjadi di Bulgaria ? Aku bertanya pada veteran perang tersebut

"Sesungguhnya hal itu sangat memilukan sekali. Kita kalah dalam bentuk kekuatan militer mereka dan kita dikeroyok. Kalau dikeroyok tentunya kita tidak usah peduli karena kita biasa dikeroyok. Kau tahu perang Mohacs?"

Aku belum tahu apa itu Mohacs? dan nama itu adalah nama yang asing bagi diriku. Aku yang jauh dari peradaban tidak mengikuti sejarah. Aku tahu penaklukan dari Al Fatih yang merebut Istanbul karena ayahku mendengar Al Fatih muda memimpin pasukan yang terdiri dari penghafal Alquran dan juga orang sholeh merebut kota yang pernah dijanjikan Rasulullah akan direbut. Kejadian ini benar-benar membuatku takjub. Setelah Istana Persia hancur dan seterusnya Istana Heraklius juga diduduki.

"Seperti kau pernah dengar kemarin bahwa batalionku hancur oleh pasukan Rusia yang membawa orang Armenia. Mereka menghancurkan kami. Kami sebenarnya yakin mampu mengalahkan Bulgaria namun banyaknya pihak lain yang campur tangan. Namun anakku ini sudah menjadi kehendak Allah bahwa Kita kita akan kalah karena kita lebih mempercayai orang kulit putih dan ajarannya daripada ajaran Islam"

Aku menjadi manggut-manggut dengan kata Kakek Bulgaria tersebut.

Aku tahu ia masih sangat mahir memegang Mausser tahun 1989. Ia sengaja menembak perwira Inggris yang aku lihat sosoknya sombong sekali. Si Perwira mengacungkan revolver sambil mengibaskan tangan kirinya mengajak anak buahnya menerjang pasukan kami.

Rupanya pengalamannya sangat dikagumi juga oleh Mulazim Ilham hanya saja Mulazim Ilham menilai ia terlalu pengalaman dan ia tidak mau terlihat bodoh oleh veteran yang sudah berpengalaman.

"Aku tentu tidak setuju jika ada orang Turki yang menghina orang Arab apalagi kita masih dalam satu pasukan saya kira itu sangat membuat kondisi pasukan menjadi lemah. Kalau aku komandannya, aku akan tembak saja"

"Jangan gegabah, tuan. Aku yakin Mulazim Ilham berbuat yang terbiak untuk kita semua.

"Dengan membiarkan orang seperti itu kita akan membuat pasukan tambah kacau. Aku pernah memimpin satu kompi pasukan di Bulgaria. Aku pernah menembak karena ada yang menghina suatu suku sehingga timbul perkelahian massal. Aku didakwa dan dipenjarakan hingga aku tidak bisa masuk militer lagi. Aku pikir aku sudah berijtihad benar. Karena hukuman prajurit yang lari dari parang adalah mati maka yang membuat perpecahan juga setara atau bahkan lebih jahat dari prajurit yang lari”

Aku harus tahu bahwa ia adalah seorang yang harus dihormati oleh angakatan darat Utsmaniyyah tetapi pertanyaannya tadi menjadi pertimbangan bahwa ia memang bersalah.

"Tetapi Mulazim Ilham tidak salah dengan ijtihad nya ia mengusir orang Turki untuk menguatkan barisan pasukannya. "

"Ah sudahlah kau ini pro siapa sebenarnya ", ia sedikit jengkel.

"Tuan meski aku masih muda, aku tahu bahwa setiap pimpinan mempunyai keputusan yang memang kadang atau seringkali tidak disukai oleh anak buahnya sendiri tapi itu risiko pimpinan "

Aku pikir awalnya khan aku bercerita mengenai Bulgaria maka aku akan mencari cerita mengenai Bulgaria.

"Aku mengangkat barang-barang seorang…Maksudku sepasang keluarga yang sudah renta. Mereka memilih mengungsi ke Turki daripada mereka dibawah pemerintahan Ortodoks. Ia juga mempunyai kisah yang saya kira kisah tersebut sangat menarik"

Aku pikir ini bagus untuk buku harianku yang ingin  menulis berbagai hal di Galipoli ini. Ini akan menjadi api semangat bagi bangsa bangsa yang beragam muslim untuk mempertahankan Utsmaniyyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun