Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail, the Forgotten Arab Bagian ke-Sebelas

3 Juni 2017   08:07 Diperbarui: 11 Juni 2017   06:46 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khalid yang jago saja menembak dan ia terus menembaki  lawan-lawan kami dengan cepat sekali dan ia sepertinya tenang. Mungkinkah ia pemburu di zamannya. Aku pernah mendengar ada yang sudah pernah menjalankan dinas kemiliteran. Yang aku tahu adalah kakek Sulayman yang pernah bekerja di Bulgaria . Ia juga terus menerus menyerang musuh dengan tepat sekali. Aku menjadi malu karena aku termasuk yang paling lambat dalam mengisi peluru kalah dengan orang yang lain tapi tembakanku tepat.

Ada perasaan takut awalnya namun keyakinan mereka yang mengamuk di depan membuat kau merasa harus membela diri. Aku akan terbunuh jika diam dan tidak menembak ini adalah pembelaan diri. Aku kira dengan menembak banyak mereka terhenti namun ternyata tidak. mereka terus menyerang kami.

Bedil Australia

Aku tahu senjata ini canggih sekali dan ini tidak seberapa daripada kepunyaan ayahku yang masih dipadatkan dengan sebuah besi yang dimasukkan ke dalam laras. Sulitnya untuk memasukkan serbuk mesiu tetapi memang Belanda sudah modern dengan senapan untuk menyerang warga Aceh namun dengan senjata yang murah warga tidak mampu menghadapi carabineri Belanda.

Tetapi aku mendengar bahwa Senjata Inggris memang canggih juga apalagi senjata Amerika Serikat. Pun tidak semua senjata Utsmaniyyah yang menggunakan Mausser malah senjata kuno Winchester yang ada di sana cowboy tetapi itu bukan berarti kami menjadi kendor dengan perang ini bahkan kaki terus menjaga tempat ini.

Taktik mereka pasti akan merangsek maju. Hanya saja kita tidak tahu kapan mereka merangsek maju karena kalau tahu kami pasti akan membantai mereka.

Sekarang Turki mempunyai senjata canggih tetapi tetap saja Australia mempunyai keunggulan dari kami semua. Mereka mempunyai peralatan yang banyak dan lebih canggih dari milik kami. Kami berhasil merampas senapan mereka beserta peluru yang banyak. Kami mengumpulkan di gudang untuk senjata cadangan kalau peluru hanya. Peluru terbatas dan rasanya jauh dari markas kami. Kalau habis aku juga harus perhitungkan peluru tersebut.

Aku menyimpannya dengan rapi dan apik peluru di dalam barak yang tersembunyi dan menjadi pusat komando pasukan kami.

Aku mencoba senapan tersebut dan membidik di depan. Senjata ini setara dengan senjata legendaris Mausser, mungkinkah ini senjata Lee Enfield? Aku telah menembakkan dan ini mempunyai kelebihan dari Mausser sekalipun. Aku akan mencoba untuk menggunakan senapan ini untuk melawan pasukan sekutu. Aku mendapatkan izin untuk menggunakan senapan ini dari Mulazim. Bunyinya jelas berbeda dari Mausser yang kukenal.

Tidak ada yang memperhatikan aku karena mereka semua sedang sibuk untuk makan. Mereka lebih suka mengobrol dan membahas mengenai perpanjangan daripada mencoba senjata.

Aku bertemu dengan Yasir yang tidak lelah membagikan makanan. Aku mendapatkan makanan terkahir karena aku menyuruh Yasir untuk membagikan makanan ke teman-teman terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun