Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Ismail the Forgotten Arab Bagian Kesepuluh

27 Mei 2017   14:41 Diperbarui: 3 Juni 2017   08:07 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Aku mengerti sekarang kalau Mulazim memang ini untuk mengujiku dan aku menerima saja tugasnya. Aku pikir ini hanya sementara saja dan nantinya aku akan gabung dengan pasukan.

 "Mulai sekarang kau akan berpangkat kopral dan kau bisa saja akan menjadi Sersan. Aku akan mengirimkan surat pengangkatan pada komandan Brigade 17 yang akan melanjutkan pada markas besar. "

 Sebenarnya aku tidak membutuhkan hal itu. Kini setelah sebulan berperang aku mendapat mandat menjadi kopral.

 Kini ia mengajakku ke bagian atas sambil bergerak perlahan khawatir dengan serangan musuh yang sekali-kali ada. Ia memandangi Galipoli yang luas sekali dan menunjukan sebuah kapal angkut pasukan musuh yang terus menerus menerjunkan pasukannya Ke daratan Galipoli.

 "Kopral apakah kau mempunyai cara untuk membendung pasukan musuh"

 Tentu saja aku  bingung karena aku belum pernah perang sebelumnya tetapi aku harus berpikir untuk mencari jawaban pertanyaannya. Aku tidak mau Mulazim menyesal sudah memilihnya sebagai kopral.

 "Aku kira kita butuh tambahan orang”, jawabku karena aku menyadari bahwa pasukan kewalahan dengan sergapan musuh yang bergelombang seperti air yang tidak habis. Barat sepertinya tidak mempunyai keterbatasan dalam mengumpulkan pasukan. Buktinya pasukan Belanda berhasil mengumpulkan pasukan dari pulau lain untuk menyerang Aceh. Orang Belandanya hanya sedikit sekali. Satu Orang Belanda dan dibelakangnya pasukan yang berasal dari belahan nusantara lainnya.

 Aku mungkin merasa hebat dengan pangkat kopral walau aku belum mendapatkan tanda tersebut di lengan bajuku.

 Aku mengusulkan artileri Turki untuk memborbardir musuh terlebih ketika mereka turun dari kapal mereka. Mereka pasti tidak menyadari hal tersebut ketika mereka sedang ke bawah.

 Bom menukik kembali. Aku harus akhiri tulisanku terlebih dahulu untuk menghadapi musuh.

Meriam tidak henti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun