Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail, The Forgotten Arab Bagian Keempat

1 Mei 2017   07:08 Diperbarui: 5 Mei 2017   11:11 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasukan Turki lebih sedikit di brigade ini.  Mereka ada di samping kiri kami dan hanya berjumlah sepertiga dari Brigade kami. Saya tidak tahu apakah pasukan relawan Arab bertempur di sisi yang berbeda atau di sisi yang sama dengan pasukan Relawan Turki.

Aku mendengar dari Mulazim. Bahwa kami akan digabungkan dari 30 anggota pleton maka ada 10 orang Turki dan biasanya perwiranya Orang Turki seperti Mulazim Ilham Sanjak.

Meski kami bukan satu suku namun kami sudah akrab dan saya hanya seorang prajurit dan sangat jauh pangkatnya dengan dirinya. Pangkat tidak menghalangi persahabatan. Mulazim Ilham juga sangat menghormati orang Arab tidak terkecuali diriku.

Aku bertemu dengan orang Turki yang badannya besar sekali tampaknya ia menjadi panutan bagi orang lain. Ia didengar oleh teman-temannya jika sedang berbicara. Ia masih prajurit tetapi tampaknya ia mempunyai cerita uang diberikan pada orang lain tersebut sehingga orang lain tersebut menjadi tertarik dengan dirinya.

Aku mau berbicara dengan orang Turki tersebut namun mungkin aku akan bertemu dengannya. Tapi nanti kami harus mendengarkan arahan dari Komandan pertahan di Galipoli. Aku rasa nantinya aku bisa bicara.

Ada orang yang berdiri di tengah barisan kami. Ia membawahi tiga Brigade yang bukan hanya batalionku. Semuanya mendengar dengan hikmah Ferik Essad Pasha yang mempunyai nama lengkap Mahmud Essad Pasha.

Meski wajahnya tirus ia menunjuklan wajah yang penuh semangat. Ia berkata berapi-api dan ia menggelorakan semangat jihad. Di belakangnya ada para perwira dan ulama beserta perwira Jerman yang membantu untuk serangan musuh.

Mereka mempunyai pengalaman tempur dengan Perancis. Yah, mereka sempat mengalahkan Perancis 40 tahun yang lalu dalam perang Sedan sehingga berdirilah Kekaisaran Jerman.

Kemudian pasukan dibagi dan kami ada orang Turki. Aku berbicara dengan orang Turki yang namanya Khalid Deymirel. Ia seorang pejuang dari kota Samsun. Aku belum pernah ke Samsun. Ia menceritakan bahwa semua penduduk Samsun bergelora ketika kumandang jihad digelorakan. Samsun adalah daerah dekat pantai. Khalid menyebutkan bahwa mereka mendapat pelatihan sebelum berperang ke tempat ini. Ia sudah pandai mendapatkan senjata. Ia bertanya dari mana asalku? Aku menjawabnya dari Hindia timur.

 Syamsun belum mengetahui mengenai Hindia Timur tersebut dan ia mungkin menanyakan siapa penguasa di sana? Aku menjawabnya bahwa penguasanya adalah negeri kolonial Belanda yang menjajah negeri kami. Ia menggeleng-geleng kepala ketika mengetahui semua negeri Muslim sudah di jajah.

 Kami mendapat makanan dari ransum prajurit. Seorang anak remaja yang badannya lebih besar dariku memberi makanan. Khalid memperkenalkan namanya Yasir yang bertugas untuk membawa makanan. Mereka juga akan mengenal Wakil komandan yang membantu Mulazim Ilham. Namanya Sersan Yildirim Babacan. Ia seorang Sersan tua yang berpengalaman dan sangat tegas. Ia Orang Turki dan satu kampung dengan Kholid mereka mempunyai pertalian saudara yakni nenek buyut Yildirim adalah kakak dari nenek buyut Kholid. Karena itu Mereka sangat akrab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun