Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail, The Forgotten Arab Bagian Ketiga

22 April 2017   13:27 Diperbarui: 1 Mei 2017   07:08 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pikir mereka sangat berani karena mereka berjalan jauh untuk mendapatkan tanah dan mereka juga hendak mendakwahkan Islam di kalangan orang yang masih menyembah berhala. Semoga mereka mendapatkan padahal dari apa yang mereka usahakan pada waktu dulu.

Untuk mengembangkan peternakan mereka harus mencari lahan yang luas dan mereka sudah memikirkan untuk mencari lahan yang luas tersebut ke utara. Mereka melewati hutan-hutan yang masih ada binatang buas seperti harimau.

Aku merinding mendengar kata harimau seolah ia berada di belakang saung kami dan sedang mengintip apakah kami sedang lengah atau tidak. Harimau akan menerkam ketika membelakangi mereka namun jika kita bisa berhadapan maka mereka akan menunduk dan mereka akan mencari jalan yang lain terkecuali mereka sudah terdesak .

Bintang di Langit

Aku merebahkan tubuh ke bawah parit di malam yang hening . Aku membayangkan bagaimana aku bisa sampai ke sini. Yah, aku mempunyai misi pribadi untuk bertemu dengan Paman Mukhtar. Meski aku membawa nama lengkap dari Paman Mukhtar namun aku sulit untuk mendapatkan orangnya

 Aku ini seorang prajurit dan tidak bisa untuk menyempatkan diri untuk bertemu seorang Bintara. Terkecuali aku seorang perwira yang bisa bebas keluar masuk markas dengan alasan untuk berkoordinasi.

 Di malam yang bintangnya banyak ini gelap sekali. Aku ingat suatu hari mencari sapi yang hilang. Aku dan Ibrahim beserta Paman Abdul Rozzaq mencari sapi yang hilang tersebut. Harapan untuk mendapatkannya tentu tipis sekali karena ada hewan buas. Harimau yang selalu mengincar hewan ternakku. Kalau yang namanya Harimau aku sangat khawatir sekali dengan mahluk tersebut bahkan aku bilang aku cenderung takut pada Harimau tersebut.

 Tetapi kini aku memandangi bintang Turki yang tidak ada harimau didalamnya. Hanya ada beruang dan serigala yang jahat. Mereka pasti sudah menyingkir waktu sekutu memborbardir kami. Hakan temanku bercerita bahwa mereka tidak tahan mendengar suara rintihan bom yang sangat keras. Hakan Seorang petani madu yang tinggal di Sakarya. Ia menceritakan beruang-beruang tersebut seringkali mendekati peternakannya. Ia sengaja membawa Arbeques bukan bedil Mausser karena Arbeques suaranya seperti meriam. Tentu ia tidak mengisi dengan peluru timah melainkan serbuk mesiunya saja yang porsinya sedikit lebih banyak agar membuat ledakan yang lebih kuat.

 Sepertinya bukan beruang yang ia harus khawatirkan tetapi mahkluk mahluk yang katanya mempunyai pikiran mulia namun ingin merebut tanah muslimin. Mereka kini sedang ada di depan untuk menyerangku yang sedang berbaring.

 Teman-teman yang menjaga tegap mengarahkan pandangannya ke depan untuk melihat siapa saja yang masuk. Sudah beberapa hari atau sekitar  dua hari mereka tidak menyerang. Ini  tentu aneh.

Aisyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun