Apakah harimau sekuat manusia? Badannya saja besar dan dua kali dari badan manusia dewasa. Sementara ternak melenguh namun tetap tenang saja seolah tidak ada yang terjadi. Nantinya mereka akan beristirahat sebentar lagi kala menjelang malam. Hewan tidak biasa untuk berjalan malam hari karena mereka juga cape dan para penjaga juga sudah cape. Tetapi sebagian akan menjaga dari harimau, perampok serta juga mahluk halus. Untuk yang terakhir ini aku tidak percaya mahluk halus karena mereka tidak akan merampok sapiku melainkan orang-orang yang sangat mau untuk menjual sapi demi gulden.
Aku lelah setelah dua hari berjalan nantinya kami akan bertemu Syeikh Ridwan yang memesan 10 sapi kami. Aku duduk saja di tempat yang gelap dan Mahmud menyalakan api dengan bantuan pamanku Abdul Rozzaq. Malam yang dingin ini sedikitnya terobati. Api yang hangat dapat mengusir si ompung yang mungkin sedang lapar.
Kami sebenarnya dilarang membawa daging namun karena ada kecelakaan kami harus memotong seekor sapi yang kakinya patah tidak mungkin meninggalkan begitu saja karena kasihan. Abdul Rozaq langsung menyembelih sapi tersebut. Kami mengambil dagingnya saja langsung membakarnya ditempat ini. Ibrahim mengizinkan dengan syarat kami harus berhati-hati untuk membakar karena mengundang orang lain atau binatang-binatang lain.
Abdul Rozaq datang dengan potongan daging yang besar. Kami langsung membagi daging tersebut pada 10 orang . Kami memakannya. Daging yang segar ini memang lezat sekali.
"Mahmud, kau harus berjaga ekstra sebab ompung mungkin akan datang."
"Tenang aja tuan aku sudah siapkan jurus untuk menghadapi si ompung", katanya sambil menyantap daging sapi setelah makan kami pun segera mengurus perbekalan dan melepaskan kekang kuda kami. Mereka pasti lelah karena perjalanan yang jauh.
Photo by Martex
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H