Kerajaan Utsmaniyyah hampir saja hancur karena Rajanya Bayazid I ditahan oleh Timur lenk. Perseteruan sesama pewaris tahta menghasilkan seorang Raja yang unggul dan Turki kembali berjaya.
Kalau aku membaca karya Ibnu Khaldun juga sebuah bangsa seperti mahluk hidup. Ada fase melahirkan ada fase dewasa hingga fase kehancuran. Setiap negara akan hancur hanya keadilan saja yang memperlambat kehancurannya.
Ada Daulah Umayyah, Daulah Abbasiyah, Ayyubiyah, Seljuk Rum, Seljuk, Umayyah di Eropa dan banyak hal yang lainnya. Aku kira mereka pernah menorehkan tinta mas dan pada akhirnya mereka juga harus musnah.
Tabungan Sapi  11 Jumadil Tsani 1333 H
Kami menjual Sapi untuk pergi ke Haji. Alhamdulillah Itu mencukupkan.
Sapi melenguh seperti memaggil si empunya. Ratusan sapi menghampar di tempat padang  yang sedang menguning dengan warna hijau kekuningan tersebut. Rumput sulit sekali dan aku melihat sapi yang berwarna hitam kecoklatan tersebut terlihat menonjol rusuknya.
Aku senang dengan sapi yang berwarna coklat karena ia unik dibandingkan yang lainnya. Warna sapi yang mendominasi adalah berwarna putih atau berwarna putih dengan semburat hitam dan kadang juga ada yang abu-abu. Sudah ada seratus yang bisa dikorbankan sementara sekitar 200 lainnya adalah betina dan anak-anaknya. Jantan yang besar seperti yang hitam kecoklatan tersebut dipertahankan karena bisa menghasilkan keturunan yang besar pula. Ada juga si putih yang warnanya putih bersih dan tubuhnya lebih besar dari sapi lainnya. Ia mempunyai turunan yang banyak sekali.
Aku sedang berkuda berwarna putih dan melihat sapi-sapi tersebut sepertinya sedang rasa. Ada ratusan sapi yang kugembalakan bersama saudaraku Ibrahim. Sapi-sapi besar ini akan memenuhi permintaan daging sapi dari  daerah Minangkabau dan Mandailing. Kadang kami juga mengirim sapi ke Medan atau Aceh. Sapi ini badannya tinggi dengan pundak yang besar dan melebihi kuda poni yang kami kendarai.  Beratnya sudah mencapai 200 kilogram. Setidaknya sapi tersebut dapat menghasilkan karkas yakni daging dengan tulangnya sekitar 100 kilogram. Jumlah tersebut bisa memberi makan satu desa dengan seratus penduduk untuk seharian.
Perdagangsan Sapi di sini menguntungkan karena hari raya Idhul qurban. Aku harus lebih mengusahkan rumput-rumput yang segar di hari yang sangat sulit seperti ini atau musim kemarau. Ladang-ladang jadi menguning dan rerumputan menjadi tandus.
Ibrahim sudah ada di sana dengan kuda yang berwarna coklat dengan surai yang berwarna coklat muda. Ia sedang berbicara dengan pembantunya Mahmud. Ia melihat seluruh tanah sudah kering. Aku memacu kuda putihku menemuinya.
Aku tahu ia akan mengumpulkan uang penjualan sapi untuk pergi ke haji. Ia mengajakku untuk ziarah ke Makkah Al Mukarommah meski kami belum mempunyai pasangan. Ayah kami Haji Abdurrahman menyuruh kami untuk  menikah terlebih dahulu namun kami khawatir bahwa kami nanti sulit untuk berhaji.  Ibrahim sudah mengumpulkan uang dan ia berjanji akan menikah kalau ada yang cocok. Bahkan kalau meski mengambil istri dari orang Arab sekalipun. Ia akan menemui paman Luthfi yang juga sepupu dari ibu yang ada di sana. Aku juga mempunyai rencana untuk menikah di tanah ini sepulang haji dan ayahanda akan melaksanakan walimah kami berdua.