Aku sedang membuat diorama perang. Aku seperti terbawa suasana dalam pernah yang pernah terjadi semenanjung Crimea. Turki mengalami kekalahan dari pasukan Kerajaan Rusia. Kekalahan tersebut semakin memojokkan bangsa Turki di dunia Eropa.
Si utusan datang dan memberitahu kepala intelejen Harran Pasha ingin segera bertemu dengannya. Padahal aku sedang meletakkan seorang prajurit artileri di diorama namun aku tidak mau mengindahkan panggilan dari panglimanya sendiri Harran Pasha.
Aku segera melap tangannya. Aku mengikuti si utusan tersebut uang sudah menyiapkan kereta kuda di depan rumahnya.
**
Sampai di tempat itu aku melihat Harran Pasha dengan orang Turki yang mengenakan jas. Meski wajahnya lebih mirip Eropa namun aku yakin itu orang Turki. Ia mungkin adalah seorang agen lapangan yang dipekerjakan di Eropa.
Keduanya berdiri menyambutku dan aku pun mengalami keduanya.
"Kenalkan ini adalah Ridwan Bey orang yang biasa bertugas di wilayah Eropa . Ridwan ini detektif Syamsun yang biasa memecahkan kasus yang luar biasa "
Aku menjadi malu dengan pujian Harran Pasha yang melambung. Aku melihat sosok muda yang masih enerjik dan aku kira masih berusia kepala tiga.
Harran Pasha pasti mempunyai suatu misi penting yang akan aku laksanakan. Mungkinkah aku akan memata-matai di negeri Balkan. Negeri ini akan mencoba memberontak kembali. Aku menduga Bulgaria akan menyerang pasukan Utsmaniyyah yang berjaga di sana.
"Aku sengaja menganggumu di pagi hari untuk datang ke tempat ini untuk menjalankannya sebuah misi", kata Harra Pasha menegaskan perintahnya
Hmmm... tentu saja sesuai dengan tebakanku bahwa aku mengetahui akan adanya misi. Pasti misi ini penting sehingga harus memanggilku pagi-pagi. Biasanya ia akan menemuinya ketika aku masuk dipagi hari.
"Aku mengerti pasti misi ini sangat penting"
"Ya, aku akan mengirimkanmu ke sebuah misi yang penting. Kau pasti tahu ada pembakaran di Bulgaria. Tentu saja itu bukan pembakaran kayu atau terbakarnya sebuah rumah melainkan sebuah tempat yang hancur dan rata karena serangan dari kapal yang tidak diketahui. Jangan kau tanya bagaimana rupa dari kapal tersebut karena sayapun tidak mendapatkan pengetahuan yang lebih dari itu.
Aku cuma mengangguk saja.
"Lantas, kau akan mengirim kami ke Bulgaria?", aku sudah menebak orang yang didampingi akan turut juga karena aku diperkebalkan pas ada misi dan karena itu aku yakin ia akan terlibat dalam misi ini
"Tidak, seperti itu jika yang kau bayangkan. Jika terjadi perampkan apakah kau akan menangkap rampoknya di TKP?", Harran balik bertanya
"Tentu tidak. Kita masih mencari bahan informasi. Apa yang terjadi di Bulgaria?", tanyaku
"Sesungguhnya hal itu tidak bisa digambarkan dengan kata karena betapa kejamnya peluru-peluru pasukan yang ada di dalam air tersebut menghancurkan permukaan kota Volga.Tidak hanya warga Kristen saja yang menjadi korban namun juga wilayah tersebut yang minoritas Muslim menjadi korban. Kalau merujuk pada teori konspirasi maka ada yang bermain untuk meluncurkan pemberontakan. ", Ridwan Bey menceritakan kota Volga
"Hal seperti itu mudah ditebak. Bukankah Rusia juga bermain di laut Hitam . Mereka menghendaki Turki yang tidak stabil. ", aku menarik kesimpulan
"Ya, tuan aku juga yakin. Cuma itu bukan tugas kita. Tugas kita biarlah menyelesaikan misi ini. Adapun masalah politik kita tidak bisa berbuat banyak sebab kita hanya orang bawah", kata Harran Pasha
"Baiklah, jika demikian aku akan mencari orangyang berad di balik penyerangan tersebut”
**
Sesuai arahan Harran Pasha merka kini sudah sampai di ibukota Wilayah Mesir. Meski negeri Vassal Khalifah Utsmaniyah, rasa-rasanya negeri ini sudah Inggris sekali. Pengangkatan Ibrahim Pasha yang tidak lain adalah perwira Utsmaniyyah menjadi bukti nyata pengaruh Inggris yang kuat di Mesir. Turki sebenarnya merasa risih dengan adanya wali mereka yang loyalitasnya diragukan di Mesir. Ada indikasi dan sepertinya bukti yang cukup kuat bahwa Mesir akan berdiri sendiri dengan bantuan Inggris.
Kami harus bertemu dengan Konsul Inggris sesuai arahan dari Harran Pasha. Kami akan berdiplomasi dengan mereka untuk mendikusikan perkembangan diBulgaria.
Kami memasuki kantor Konsul Inggris Raya yang didepan dikawal oleh dua orang prajurit Inggris dengan topi yang terbuat dari bulu yak. Bendera Inggris berupa garis silang di enam penjuru dengan tepi putih serta warna biru yang menjadi dasaranya berkibar di atas langit.
Kami memasuki ruang konsul. Seorang atase Inggris mempersilahkan kami untuk duduk. Datanglah seorang atase intel yang bernama William Mc Namara. Tanpa menunggu satu menit aku memulai pembicaraan.
"Sesuai dengan kawat diplomatik uang pimpinan kami telah kirim kami hendak menyelidiki kebenaran mengenai kapal musuh yang telah menghancurkan Bulgaria. Saya sebagai orang Turki memberikan penegasan bahwa kami sama sekali tidak terlihat upaya sadis tersebut. Kami juga tidak mempunyai tekhnologi Seperi itu."
"Tetapi apa yang kalian telah utarakan sepertinya berbeda dengan kenyataan sebab kami melihat begitu banyak warga Kristen yang terbunuh dalam serangan tersebut"
"Betul, namun kau harus tahu bahwa warga kami yang muslim banyak yang terbunuh aku menghitung setidaknya ada sekitar 505 atau sekitar 89 keluarga yang terbunuh dalam serangan tersebut"
"Baiklah, jika demikian akan saya pertimbangkan. Saya akan memberitahuan perihal ini pada negeri kami. Jika benar maka kami akan mendukung kalian dalam menghadapi Rusia"
"Tentu saja kami ingin mengetahui siapa yang ada di balik penyerangan tersebut?", tanya Ridwan Bey
"Kami tidak tahu soal itu", si konsul Inggris tetap berkata dengan tegas.
"Aku yakin bahwa kalian memiliki intelejen yang terbaik di dunia. Kalian mampu mengetahui keberadaan musuh yang mungkin saja telah menyerang kami", aku mendesak atase tersebut.
Aku mencurigai si konsul Inggris karena bisa jadi ia sengaja untuk mengaburkan masalah ini. Lebih baik aku harus mencari sumber yang lain. Aku memohon diri dan ia pun mempersilahkan kami untuk meninggalkan kami.
Akhirnya kami pulang dengan perasaan yang kecewa. Tidak sesuai dengan harapan bahwa kami tidak menemukan siapa pelaku penyerangan Bulgaria tersebut.
"Kalau kita terlambat saja maka aku yakin kita akan menjadi lebih sulit lagi. Kesultanan harus menyiapkan pasukan untuk membendung Rusia”, aku berkata pada Ridwan.
Ia harus menghubungi kontak mereka yang ada di Mesir. Ada Yani Bey yang ada di Kairo. Kami langsung menuju ke sana di kantor. Semua pegawai sedang sibuk menyiapkan laporan .
"Yani Bey , kami tidak mendapatkan info mengenai pemboman tersebut"
Yani Bey wajahnya terlihat binggung sekali.
“Kalau kita tidak memiliki info tersebut lalu untuk apa kita ada di sini?”
“Aku akan mencari nya di tempat lain. Aku mendengar katanya ada seorang adventurer yang tahu banyak mengenai segala hal”
“Hm.. aku tahu juga dari harian mesir bahwa ada orang yang akan mengunjungi tempat ini. Kita mungkin bisa memanfaatkan orang tersebut. Aku yakin kita akan mendapatkan info sedikit yang berguna”
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H